REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebanyak tiga diplomat Turki, termasuk satu atase militer, dikabarkan mencari suaka di Jerman pasca-kudeta gagal, kata sumber pemerintah sebagaimana dikutip media anggota Uni Eropa itu.
Kementerian Luar Negeri Turki menyita banyak paspor sesudah kudeta gagal tersebut. Sueddeutsche Zeitung, radio NDR dan WDR melaporkan perwakilan Kementerian Dalam Negeri Jerman di depan majelis rendah Bundestag mengatakan tiga diplomat Turki meminta suaka di negara itu.
Langkah itu diduga akan memperburuk ketegangan Ankara dengan Berlin, khususnya setelah Turki dibuat geram terkait resolusi parlemen Jerman menyatakan pembunuhan rakyat Armenia oleh pasukan Ottoman pada 1915 adalah pemusnahan. Meski demikian, Jerman membutuhkan bantuan Turki untuk menahan laju imigran ilegal ke Eropa.
Jumlah pencari suaka kemungkinan meningkat, kata sumber pemerintah seperti dikutip Sueddeutsche. Namun, Kantor Migrasi dan Pengungsi Federal (BAMF) belum memutuskan hasil permintaan tersebut.
Diplomat tersebut diduga pengikut ulama dukungan Amerika Serikat, Fethullah Gulen. Sebelumnya Gulen adalah sekutu dekat, tetapi berubah menjadi oposisi Presiden Tayyip Erdogan. Erdogan menyalahkan pendukung Gulen sebagai dalang kudeta. Akan tetapi, Gulen menyangkal seluruh tuduhan itu.
Sejauh ini, BAMF dan Kementerian Dalam Negeri Jerman belum dapat dimintai keterangan. Kedutaan Besar Turki juga menolak untuk berkomentar. Sekitar 32 ribu orang ditahan, menunggu persidangan pascakudeta di Turki, sementara 100 ribu anggota keamanan, pegawai negeri, dosen, serta pihak lain dipecat atau diskors dari tugasnya.
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement