REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat intelijen Ridlwan Habib mengatakan intelijen harus terlibat aktif dalam pengamanan Pilkada serentak 2017. Ini dinilai penting guna mencegah potensi konflik, khususnya di DKI Jakarta.
"Seruan Presiden keenam SBY agar intelijen netral patut diapresiasi. Namun netralitas intelijen bukan berarti tidak terlibat. Intelijen harus terlibat aktif mencegah potensi-potensi konflik khususnya di Pilkada Jakarta," ujarnya di Jakarta, Selasa (11/10).
Menurut Ridlwan, potensi konflik di Pilkada Jakarta sangat tinggi. Terutama yang menyangkut isu suku, agama, ras dan antargolongan.
Koordinator The Indonesia Intellligence Institute itu menjelaskan, Badan Intelijen Negara dan jaringan Komunitas Intelijen Daerah harus segera mengadakan konsolidasi khusus guna mengantisipasi konlik Pilkada serentak. Pilkada serentak akan dilaksanakan 2017 di 101 wilayah di seluruh Indonesia.