REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Greenpeace Indonesia menilai tak ada yang mendesak di Indonesia untuk mengembangkan PLTN dan transformasi nuklir lainnya untuk mensuplai kebutuhan energi. Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Hindun Mulaika menilai masih banyak energi terbarukan yang selama ini tidak terkeksplor.
"Tidak ada urgensi bagi Indonesia untuk mengembangkan nuklir. Masih banyak sekali energi terbarukan yang bahkan sampai saat ini tak banyak dieksplor oleh pemerintah," ujar Hindun saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/10).
Pengembangkan nuklir di Indonesia akan membawa resiko bahaya dan kerentanan yang berdampak luas dan besar daripada pemanfaatannya. Hindun menilai, topografi Indonesia sebagai ring of fire dan lempengan yang tak stabil membuat nuklir akan memiliki resiko yang tinggi dikembangkan di Indonesia.
Hindun mengatakan, energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan lebih dalam lagi bisa melalui panas bumi, mikrohydro hingga sinar matahari. Bahkan, cadangan panas bumi Indonesia mempunyai kapasitas 40 persen dari total panas bumi di seluruh dunia.
"Sedangkan kita adalah negara yang disinari matahari 360 hari. Solar system ini bisa juga dimanfaatkan," kata Hindun.
Belum lagi, masih banyak sungai-sungai yang bisa dimanfaatkan untuk bisa menjadi tenaga hydro. Lokasi yang strategis dan dekat langsung ke masyarakat juga menjadi salah satu keunggulan dari tenaga hydro ini.