REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengemis asal Padang, Sumatera Barat, bernama Muklis (64 tahun) yang membawa uang lebih dari Rp 90 juta terjaring Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan saat sedang mengemis di bawah Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Mursidin, mengatakan bahwa Muklis mendapatkan uang itu dari hasil mengemis selama enam tahun di Jakarta. "Menurut pengakuannya, uang sebanyak itu merupakan hasil jerih payahnya selama enam tahun. Dia menargetkan uang sebanyak Rp 150 juta jadi masih kurang 60 juta lagi untuk dibawa pulang," ujar Mursidin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (11/10).
Ketika dilakukan penjangkauan, kata dia, petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) melihat Muklis tampak tidak membawa uang. Namun, setelah digeledah ternyata terdapat uang pecahan Rp 100 ribu mencapai Rp 80 juta, sedangkan uang Rp 10 juta sisanya terdiri atas pecahan Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp 250 ribu. "Uangnya disimpan di celana yang banyak kantongnya. Celana yang dipakai dobel tiga. Ketiga celana mempunyai banyak kantong. Setiap kantong, terisi uang," tuturnya.
Ketika ditanya petugas mengenai jumlah pecahan Rp 100 ribu yang banyak, Muklis mengaku setiap mengumpulkan uang Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, kemudian yang bersangkutan menukarkan ke bank.
Petugas awalnya meragukan kebenaran uang itu hasil mengemis dan curiga hasil tindakan kriminal, seperti mencuri. Namun, Mukhlis marah dan mengatakan bahwa dirinya akan memperkarakan petugas ke polisi karena uang itu bukan hasil tindak kriminal. "Meskipun berhasil mengumpulkan uang sampai Rp 90 juta, Muklis tidak mengakui untuk keperluan apa uang tersebut. Sekarang Muklis sudah dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat," ujar Mursidin.
Ia mengatakan bahwa uang itu tetap menjadi milik Muklis. Akan tetapi, pihaknya melakukan pembinaan lebih dahulu di panti karena yang bersangkutan menjadi pengemis di Jakarta. Dengan terjaringnya Muklis, dia mengingatkan warga Jakarta untuk lebih cerdas dalam memberi sumbangan. "Ini juga perhatian untuk warga DKI agar tidak memberi dalam bentuk apa pun di jalan karena sudah banyak modus peminta-minta," tuturnya.