REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam waktu berdekatan gempa bumi tektonik mengguncang dua wilayah di Papua Barat, yaitu Sorong dan Teluk Bintuni. Hasil analisis Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa bumi pertama yang mengguncang wilayah Sorong terjadi pukul 01.46.05 WIB dengan kekuatan 4,2 Skala Richter (SR) dengan episenter pada koordinat 0,76 Lintang Selatan dan 131,27 Bujur Timur pada kedalaman 5 kilometer.
Gempa bumi kedua yang mengguncang Teluk Bintuni terjadi pukul 06.29.08 WIB, dengan kekuatan 5,4 SR dengan episenter pada koordinat 2,26 Lintang Selatan dan 133,86 Bujur Timur pada kedalaman 10 km.
Peta tingkat guncangan menunjukkan bahwa dampak gempa bumi Sorong dan Teluk Bintuni yang berupa guncangan kuat mencapai skala intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI). Beberapa wilayah di Sorong yang dilanda guncangan adalah Kalawas, Papermaranda, Melih, Selebar, dan Makbon. Sementara itu gempa bumi Teluk Bintuni guncangannya dirasakan dalam wilayah yang lebih luas lagi mencakup Bisaisona, Sinyori, Mangkoi, Randepandai, Mondan, dan Robobusai.
"Di beberapa daerah guncangan gempa dilaporkan dirasakan oleh orang banyak, dan khusus gemp abumi Teluk Bintuni dilaporkan menciptakan kepanikan warga, karena banyak orang berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Rabu (12/11).
Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempabumi. Daryono mengimbau masyarakat pesisir Sorong dan Teluk Bintuni tetap tenang dan tidak terpancing isu karena kedua gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, kedua gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif. Gempa bumi Sorong memiliki episenter di jalur Sesar Sorong. Sesar ini merupakan retakan besar dalam kerak Bumi yang bergeser ke arah barat melintasi laut Maluku ke arah Sulawesi dan hingga kini masih sangat aktif membangkitkan gempa dangkal. Sementara itu, gempa bumi Teluk Bintuni memiliki episenter di zona gempa Lengguru Fold-Thrust Belt. Zona gempa ini tak kalah aktifnya dengan Sesar Sorong.
"Namun demikian kedua gempa bumi ini tampaknya tidak berhubungan satu sama lain, karena jarak kedua sumber gempa cukup jauh," kata dia.