Kamis 13 Oct 2016 11:07 WIB

Indonesia Bidik 3 Gelar dalam World Halal Tourism Award 2016

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Irwan Kelana
Menikmati matahari terbenam dari Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh
Foto: Republika/Winda Destiana
Menikmati matahari terbenam dari Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan  paling sedikit tiga gelar dalam ajang World Halal Tourism Award (WHTA) 2016. Perolehan gelar tersebut diyakini akan memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Saat memberikan Anugerah Pariwisata Halal, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, tim pemenangan di ajang WHTA 2016 menargetkan akan mendapatkan sedikitnya tiga  awards atau prestasi ini sama seperti yang diraih dalam WHTA 2015 dengan memperoleh 3 awards yakni; World's Best Halal Tourism Destination (Lombok), World's Best Halal Honeymoon Destination (Lombok), dan World's Best Family Friendly Hotel (Sofyan Betawi Hotel Jakarta).

Arief Yahya mengatakan, perolehan awards dalam ajang WHTA 2016 akan memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kunjungan wisman dan ini telah dialami destinasi Lombok, NTB.

“Kini, dua Provinsi Aceh dan Sumbar, yang disiapkan sebagai destinasi wisata halal andalan, kita harapkan akan mendapat World's Best Award di WHTA 2016 melengkapi NTB yang lebih dulu pada tahun lalu meraih dua  penghargaan World's Best Halal Tourism Destination dan World's Best Halal Cultural Destination,” ujar Arief dalam keterangan persnya, Selasa (11/10).

Arief  mengemukakan, Indonesia berpotensi  menjadi destinasi wisata halal paling unggul di dunia. Negeri ini, dia melanjutkan, memiliki keragaman destinasi dan kekayaan budaya Nusantara sebagai modal utama yang tidak dimiliki negara lain. "Kita juga semakin yakin dengan tingginya kesadaran masyarakat dan industri pariwisata nasional terhadap perlunya pariwisata ramah wisatawan Muslim atau muslim friendly tourism," kata Arief.

Arief mengatakan Indonesia ditargerkan menjadi tujuan pariwisata halal nomor satu dunia pada 2019. Saat ini, wisata halal menjadi fokus Indonesia karena memenuhi syarat 3S (size, sustainable, dan spread). "Size pasar wisata halal dari 6,8 miliar penduduk dunia, 1,6 miliar di antaranya adalah Muslim dan 60 persen usianya di bawah 30 tahun," kata Arief Yahya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement