Sabtu 15 Oct 2016 06:32 WIB

Warga Sulap Rumah Jadi Penginapan Dadakan demi Sail Karimata

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana jelang Sail Karimata di Ketapang, Kalimantan Barat.
Foto: Republika/Frederikus Bata.
Suasana jelang Sail Karimata di Ketapang, Kalimantan Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, KAYONG UTARA -- Warga Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat rela menyulap rumah mereka menjadi penginapan sementara demi menyambut panitia dan pengunjung Sail Selat Karimata 2016. Maklum, meski menjadi tuan rumah sebuah acara berskala nasional, Kayong Utara hanya memiliki satu hotel dan empat penginapan kelas melati.

Salah satu warga, Yanto, mengaku sengaja menyiapkan rumah kos-kosan miliknya untuk difungsikan sebagai penginapan. Pada hari biasa, rumah kos tersebut disewa sejumlah pelajar dari pulau-pulau kecil di sekitar Kayong Utara yang bersekolah di Kecamatan Sukadana.

Jauh hari sebelum Sail Selat Karimata digelar, Yanto sudah memberi pengumuman pada penyewa kamar kos untuk pindah sementara selama digelarnya agenda tahunan tersebut. Sebagian penyewa kamar kos akhirnya ada yang diungsikan sementara di rumahnya.

Ada sembilan kamar di rumah kos Yanto yang kini disulap menjadi homestay. Ukurannya beragam, mulai dari 4x4 meter sampai 6x6 meter. Rata-rata harga sewa kamar Rp 300 ribu per bulan.

Namun, setelah difungsikan sebagai penginapan, Yanto menaikkan harga sewa hingga 30 kali lipat. Harga sewa per kamar menjadi Rp 300 ribu per malam. Harga tersebut hanya untuk sebuah kamar dengan lantai yang dilapisi karpet plastik, sebuah kasur lantai tipis dan sebuah kipas angin. Kamar tersebut bahkan tak memiliki jendela. "Harga itu sudah sesuai sama imbauan pemerintah kabupaten," tutur Yanto, saat berbincang dengan Republika.co.id, Jumat (14/10).

Namun begitu, sambung dia, tarif Rp 300 ribu sebenarnya untuk standar kamar dengan kamar mandi di dalam. Pada kenyataannya, tamu yang menginap di homestay milik Yanto mau tak mau harus berbagi kamar mandi. Di rumah tersebut hanya ada dua kamar mandi yang airnya tak tersedia setiap saat.

Meski dengan kondisi yang serba terbatas, toh rumah penginapan Yanto terisi penuh oleh rombongan wartawan dari Jakarta. Sebab, memang tak ada pilihan penginapan lain. "Kemarin saja masih ada tujuh orang yang terlantar, belum dapat penginapan," ujar pria 37 tersebut.

Yanto sendiri mengaku tak perlu merenovasi rumahnya demi menyambut Sail Selat Karimata. Ia hanya perlu sedikit mengecat ulang beberapa bagian rumah serta membeli sprei baru. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement