REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan bangunan konservasi air dinilai menjadi strategi jitu dalam menyiasati dampak perubahan iklim pada sektor pertanian. Cara ini berguna untuk menyimpan air sekaligus mengatasi kelangkaan air, sehingga dapat meningkatkan luas tanam dan produksi pertanian.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, beberapa jenis bangunan konservasi air yang dikembangkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian yaitu Embung, Dam Parit, dan Longstorage.
"Ketiga bangunan tersebut pada prinsipnya berupa tampungan air dengan karakteristik yang berbeda tergantung jenis sumber air, bentuk tampungan, dan cara memanfaatkannya," ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (19/10).
Embung merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam atau cekungan untuk menampung air limpasan (run off) serta sumber air lainnya untuk mendukung usaha pertanian. Sedangkan dam parit adalah suatu bangunan konservasi air berupa bendungan kecil pada parit-parit alamiah atau sungai-sungai kecil yang dapat menahan air dan meningkatkan tinggi muka air untuk disalurkan sebagai air irigasi.