Jumat 21 Oct 2016 20:08 WIB

ISIS Minta Anggotanya Lakukan Bom Bunuh Diri di Eropa

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Pasukan ISIS
Foto: VOA
Pasukan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Mantan anggota ISIS, Rachid (27 tahun), dulu seorang mekanik di Belgia sebelum pergi ke Suriah bergabung dengan ISIS untuk menjatuhkan Bashar al Assad. Kini, ia meninggalkan ISIS dan melarikan diri ke Turki karena tak sanggup melihat kebrutalan yang dilakukan ISIS.

Rachid mengatakan, saat ISIS pertama kali menyerang Irak dan merebut kendaraan militer lapis baja milik tentara Irak, ini merupakan kesuksesan besar. Dengan memiliki kendaraan militer lapis baja memungkin ISIS bergerak cepat.

"Namun, saat Amerika menjatuhkan bom lewat serangan udara, maka mobil lapis baja, kendaraan militer lapis baja yang direbut ISIS berakhir ringsek dan rusak parah. Kalau tentara ISIS berada di sekitar kendaraan militer lapis baja, mereka malah semakin mudah jadi sasaran serangan udara Amerika," kata pria keturunan Maroko tersebut seperti dilansir Independent, Jumat, (21/10).

Sekarang, terang Rachid, ISIS mulai terdesak di Mosul karena dikepung tentara Irak maupun tentara koalisi yang dipimpin Amerika. "Makanya sekarang mereka putus asa dan merasa Mosul sudah tak bisa dipertahankan lagi, jadi para pemimpin ISIS meminta anggotanya untuk pindah ke Eropa dan melakukan serangan bunuh diri di Eropa."

 

Saat ini, ISIS masih memiliki pembuat bom dan pelaku bom bunuh diri. Serangan dengan bom mobil memang efektif menghancurkan tentara Irak.

Namun, kalau Amerika dan Rusia melakukan serangan udara, mereka belum mendekati tentara Irak sudah mati dulu karena terkena bom. Akibatnya, pertempuran ISIS jadi tak efektif.

Inilah yang membuat para pemimpin ISIS mencari alternatif lain. Yakni mengirimkan anggota ISIS ke seluruh penjuru Eropa dan melakukan serangan bom bunuh diri di negara-negara di Eropa.

Eropa menjadi sasaran pertempuran ISIS. Apalagi, sekarang Belgia telah menjadi sarang teroris dengan banyaknya anggota ISIS yang kembali dari Suriah.

Anggota ISIS sudah merencanakan berbagai serangan ke Eropa dan Amerika. Mereka hanya perlu berbaiat ke Baghdadi tanpa harus mendapatkan instruksi dari Raqqa, Suriah untuk mendapatkan restu melakukan pengeboman di Eropa maupun Amerika.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement