REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini berharap Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) menjadi satu garda terdepan dalam melakukan revolusi mental. Ibu majelis taklim melalui BKMT diharapkan berada di posisi terdepa untuk memperbaiki nilai-nilai masyarakat.
"Majlis taklim merupakan wadah ibu-ibu muslimah yang tidak dimiliki negara lain selain Indonesia, aktivitas masyarakat dari A sampai Z dapat dipantau oleh majelis taklim yang didalamnya ada ibu rumah tangga," ungkap Anggia Ermarini kepada Republika.co.id, Ahad (23/10).
Anggota BKMT dalam majlis taklim biasanya mengadakan pertemuan tiap bulan bahkan tiap pekan, ini merupakan kesempatan baik bagi BKMT untuk meningkatkan pelatihan bagi anggota majlis taklim dalam mengatasi berbagai masalah.
Menurut Anggia, anggota BKMT dapat digerakkan untuk revolusi mental anti korupsi, mendidik anak yang tepat, pemenuhan gizi anak, ideologi anak, bahkan BKMT dapat menjadi wadah untuk menjaga NKRI.
"BKMT menjadi wadah bagi majlis taklim yang di dalamnya ibu-ibu untuk mengingatkan kepada keluarga dan lingkungan sekitar ketika ada orang sekitarnya yang melenceng dalam memahami pancasila bahkan hingga anti pancasila dan anti NKRI apalagi nekat pergi ke Suriah," kata Anggia menjelaskan.
Masalah yang terjadi di Indonesia, kata dia, menjadi tantangan bagi kepengurusan BKMT yang baru untuk menjadi lebih kuat. Mereka juga harus mampu menangkal virus-virus radikalisme yang menghinggapi keluarga.
Majlis taklim yang tergabung dalam BKMT memiliki potensi luar biasa untuk turut membangun negeri. Sehingga perlu ada upaya pemerintah untuk turut memperhatikan BKMT.