REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) R Agus Budi Sentosa mengatakan, status penutupan TNGR mengacu pada rekomendasi yang diberikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM. Balai TNGR, ia sampaikan, tidak memiliki kewenangan dalam membuat status yang saat ini masih dalam status waspada.
Untuk itu, seluruh jalur pendakian ke TNGR hingga saat ini masih ditutup. Meski begitu, ia tidak menampik masih banyak masyarakat yang nekat untuk melakukan pendakian. Pihaknya, hampir setiap hari mencegat para pengunjung yang berusaha untuk melakukan pendakian.
"Banyak sekali (yang nekat naik, Red), kita juga terus memberi informasi masyarakat, mengedukasi naik gunung saat ini sedang tidak aman," katanya di kantor Pemprov NTB, Rabu (26/10).
Namun, ia tidak bisa memastikan berapa banyak pengunjung yang melakukan pendakian meski status TNGR masih ditutup. Ia menganalogikan hal ini dengan antisipasi yang dilakukan kepolisian terhadap pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm.
Disinggung mengenai aksi demo yang meminta agar TNGR dibuka, ia mengaku mengerti dengan tuntutan tersebut. Namun, ia meminta para masyarakat, pelaku usaha, dan wisatawan untuk juga mengerti posisi Balai TNGR yang memprioritaskan aspek keselamatan.
"Tolong pahami posisi ini demi keselamatan, siapa yang bisa menjamin orang naik, gunungnya enggak akan meletus. Rekomendasi dari badan geologi, jadi secara keilmuan pokok dan fungsi ada di pusat vulkanologi. Kalau dia bilang aman, hari ini juga kita buka," katanya menambahkan.