Ahad 30 Oct 2016 08:41 WIB

'Saatnya Santri Jadi Solusi Krisis Radikalisme'

Sejumlah santri mengenakan sarung dan terompah menjadi petugas upacara pada apel Hari Santri Nasional di Monumen Arek Lancor, Pamekasan, Jatim, Sabtu (22/10).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Sejumlah santri mengenakan sarung dan terompah menjadi petugas upacara pada apel Hari Santri Nasional di Monumen Arek Lancor, Pamekasan, Jatim, Sabtu (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong para santri membantu pemerintah dalam menangkal radikalisme yang saat ini marak mewarnai jejaring media sosial (medsos).

"Para santri sudah saatnya menjadi solusi atas krisis radikalisme agama dewasa ini," kata Hasan Chabibie dari Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud dalam keterangan tertulisnya yang dikirimkan ke Jakarta, Ahad (30/10).

Saat berbicara dalam lokakarya mengenai videotren dalam rangkaian peringatan Hari Santri di Yogyakarta itu, dia melihat tren kreativitas para santri di bidang multimedia. "Kelebihan media digital sekarang adalah konvergensi. Jadi, para santri bisa memproduksi konten pada multimedia sosial," ujarnya.

Direktur TV9 Hakim Jaily dalam kesempatan tersebut memaparkan konfigurasi media arus utama dan media sosial. "Peran santri di mana? Kita perlu memilih dalam bermedia, sebagai produsen atau konsumen?" ujarnya.

Oleh sebab itu pula dia melihat komunitas santri yang sangat besar dapat berperan dalam memproduksi konten-konten dakwah yang kreatif dan inspiratif sekaligus mampu menangkal radikalisme. Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahidil Islamiyah NU KH Abdul Ghaffar Rozien menyatakan tidak ada kata terlambat bagi para santri untuk beraktivitas di media sosial.

"Kita harus bekerja keras dan cepat mengejarnya. Untuk itu, mari kita banjiri konten-konten positif dan inspiratif, dari dunia pesantren di media sosial," kata pemimpin organisasi yang membawahi seluruh pondok pesantren NU tersebut.

Dalam lokakarya tersebut juga diumumkan pemenang lomba videotren, yakni Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta sebagai juara I, PP Tebuireng, Jombang (juara II), PP Sunan Drajat, Lamongan (juara III), dan Ma'had Ali Universitas Islam Negeri Malang (juara favorit).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement