Senin 31 Oct 2016 18:43 WIB

Obat Penawar Ghibah

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Ghibah
Foto: outlookofafghanistan
Ghibah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Imam Zainuddin al-Juba'i al-Amili as-Syami (w 965 H) dalam karyanya yang cukup langka dan fenomenal berjudul Kasyf ar- Raibah 'An Ahkam al-Ghibah menawarkan obat penawar mengantisipasi ghibah. Tentu dosis umum mencegah ghibah adalah menahan lisan.

Selalu mawas, introspeksi, dan sibukkanlah diri dengan mengurusi kekurangan diri sendiri daripada mengorek-korek aib orang lain. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW mengingatkan, beruntunglah mereka yang disibukkan dengan aibnya sendiri daripada mencari kekurangan orang lain.

Ingatlah dampak mengerikan akibat ghibah. Ghibah akan menghapus kebaikan yang pernah dilakukan seseorang berhari-hari, berpekan-pekan, berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun. (Baca: 10 Faktor Pemicu Ghibah)

Pahala kebaikannya itu akan sirna. Bahkan, seperti yang ditegaskan dalam sejumlah riwayat, bila tak lagi tersisa kebaikan dalam dirinya, ungkap al-Juba'i, Allah akan melimpahkan beban dan tanggung jawab keburukan korban ghibah kepada pelaku.   Sedangkan, dosis yang spesifik menangkal ghibah, menurut al-Juba'i, bisa disesuaikan dengan masing-masing pemicu ghibah yang berjumlah 10 di atas.

Penawar untuk pemicu yang pertama, misalnya, al-Juba'i menawarkan agar membiasakan diri melupakan kejahatan orang lain. Tahanlah amarah mengharapkan ridha Allah semata. Siapa tahu, dengan kita lebih dulu memaafkan, orang tersebut membalasnya dengan permintaan maaf.

Rasul bersabda, Barang siapa yang mampu menahan amarahnya, padahal ia mampu melepaskan dan menuruti amarah itu, Allah akan memanggilnya secara istimewa di atas segenap makhluk dan mempersilakan ia memilih bidadari mana yang ia kehendaki.

Al-Juba'i memberikan penawar atas solidaritas salah tempat yang mendorong ghibah berjamaah. Ingatlah, Allah meridhai kita dengan meninggalkan ghibah.

Bagaimana kita menyerah begitu saja dan memilih ridha para pelaku ghibah daripada ridha Sang Khalik? Begitu mereka mengajak kita berghibah, maknanya kita diajak bermaksiat kepada-Nya dan bermaksiat kepada sesama. Lalu, apa gunanya solidaritas semacam ini

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement