REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival dan Kompetisi Robotik Madrasah 2016 sukses digelar. Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, secara resmi menutup rangkaian Festival dan Kompetisi Robotik Madrasah 2016.
Lukman pun membagikan pengalaman bersekolah madrasah iftidaiyah di Cipete. Ia mengaku sering tanpa alas kaki dan kerap terhenti belajar dikarenakan genteng yang bocor saat hujan. Ia mengungkapkan, madrasah saat itu memiliki kesan lembaga pendidikan yang identik dengan belajar Alquran dan hafalan bahasa Arab saja. "Kini, madrasah mengungguli sekolah-sekolah unggul," kata Lukman, Senin (31/10).
Ia menerangkan, Festival dan Kompetisi Robotik Madrasah turut menjadi medium khusus untuk mengartikulasikan, mengejawantahkan, dan mengaktualisasikan potensi anak-anak madrasah. Lukman merasa, itu dibuktikan ketika siswa dan siswi madrasah mampu berbicara banyak di kejuaraan-kejuaraan dan olimpiade.
Lukman berpesan agar anak madrasah berani bermimpi, karena segala sukses di masa depan diawali dengan keinginan dan harapan yang tertanam di mimpi. Selain itu, ia mengingatkan anak-anak madrasah untuk membiasakan berpikir lentur, karena itu merupakan kunci untuk berkreasi dan sifat orang-orang kreatif.
"Orang kreatif itu cara berpikirnya tidak monoton, berpikir tanpa batas, berpikir luwes dan berpikir lentur," ujar Lukman.
Untuk Kompetisi Robotik Madrasah, MI MP UIN Jakarta menjadi pemenang tingkat Madrasah Iftidaiyah, disusul MIN Demangan Madiun dan MI Wahid Hasyim. Sedangkan MTsN Kediri II, berhasil jadi pemenang tingkat Madrasah Tsanawiyah, disusul MTsN I Kota Bandung dan MTsN Yogyakarta I.
Sementara itu, Insan Cendekia Ogan dari menjadi pemenang tingkat Aliyah disusul Man 3 Tangerang dan Man Model 2 Medan. Insan Cendekia Ogan sendiri mendapatkan hadiah khusus perjalanan studi ke Jerman, yang diharapkan mampu memberi pengalaman dan pelajaran berbeda kepada anak-anak.