REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerajaan Usmani Turki begitu banyak meninggalkan warisan peradaban di Kosovo. Sayangnya, peninggalan bersejarah yang begitu berharga kebanyakan telah hancur akibat konflik berdarah di kawasan Balkan itu.
Tentara Serbia, selain membunuhi warga etnis Albania dalam konflik yang terjadi di era-1990-an, juga banyak sekali membumihanguskan peninggalan Kerajaan Usmani Ottoman Turki. (Baca: Jejak Islam di Negeri Kaya Emas)
Beberapa peningggalan sejarah yang dibangun Kerajaan Usmani itu antara lain dua buah jembatan di Gjakova. Kedua jembatan peninggalan abad ke-15 M itu bernama Ura e Terzive dan Ura e Tabakeve. Warisan yang ditinggalkan Kerajaan Usmani juga begitu kental terlihat dari gaya arsitektur di Kosovo.
Arsitektur perumahan di perkotaan Kosovo peninggalan abad ke-15 bernama konak atau shtepia. Selain itu juga dikenal perumahan yang berbentuk menara dari batu yang disebut kulla. Andrew Herscher dan Andras Riedlmayer dalam tulisannya berjudul Architectural Heritage in Kosovo: A Post-War Report, memaparkan peninggalan Kerjaan Usmani juga terlihat dari bangunan masjid, tekkes (rumah kecil tentap para sufi), medreses (sekolah agama), perpustakaan Islam, hamams (tempat mandi orang Turki), dan pasar.
''Warisan peninggalan itu mengalami kerusakan yang parah akibat konflik,'' papar Herscher dan Riedlmayer. Salah satu bangunan masji terkemuka di Kosovo peninggalan Kerajaan Ottoman adalah Masjid Bayrakli (Masjid Al-Fati). Masjid itu dibangun pada abad ke-15 M oleh Sultan Mehmet al-Fatih. Sayang masjid itu dihancurkan tentara Serbia pada Juni 1999. Pada tahun 1993, tercacat terdapat 607 unit masjid di Kosovo. Hampir 200 unit di antaranya dihancurkan Serbia.