Kamis 03 Nov 2016 13:26 WIB

Ahok Sebut Plt Gubernur Salah Tafsir Soal Penundaan 12 Proyek Lelang

 Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Plt Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono usai acara peresmian dan serah terima nota pengantar tugas pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta di Gedung Kemendagri, Jakarta, Rabu (26/10). Republika/P
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Plt Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono usai acara peresmian dan serah terima nota pengantar tugas pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta di Gedung Kemendagri, Jakarta, Rabu (26/10). Republika/P

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Pejawat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan Pelaksana Tugas Sumarsono salah menafsirkan persoalan 12 proyek lelang yang tertunda. Jika Sumarsono mengatakan Ahok salah prosedur, maka ia menyarankan Sumarsono untuk bertanya pada Kepala Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI Jakarta Blessmiyanda.

"Enggak itu salah tafsiran saja. Kalau saya dibilang nyalahin, berarti dia tanya Pak Bless saja, kan dia yang putusin. bukan saya kan?" ujar Ahok di Gang Langgar Dua, Kamis (3/11).

Ahok berpikir penghentian sementara proyek lelang ini kemungkinan karena ingin berkompromi dengan DPRD DKI Jakarta.

"Saya kira beliau mungkin dia mau kompromi dengan DPRD. Artinya mau baik-baikin DPRD lah maksudnya," katanya.

Proyek lelang harus segera diselesaikan. Artinya proyek lelang tersebut tidak boleh melewati masa jabatan Ahok.

"Kalau kamu enggak mau lelang duluan, semua sekolah, rusun, rumah sakit, bisa selesai enggak dibawah satu tahun? Enggak selesai.  Kalau mau selesai, mulai konstruksi Januari. Jadi makanya lelangnya dipercepat. Itu ada pasal yang mengatur, kalau mendesak. Sekarang JEDI  kan 2018, mau berakhir. Kalau enggak mau siapin rusun yang cepat, kamu enggak mungkin bisa selesai. Kalau terlambat lelang, dua tahun, satu setengah tahun. Ini kan bangun, bukan barang baru.  Ini kan rusun, rumah sakit , sekolah yang sudah tertunda kemarin. karena dianggap enggak benar," ujarnya menjelaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement