REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Politisi Inggris, Baroness Sayeeda Warsi mengatakan, pasca-Brexit, Inggris harus menjadi bagian dari komunitas global untuk menumbuhkan industri keuangan Islam.
Menurutnya, Brexit dapat menjadi kesempatan nyata bagi Inggris untuk ikut serta sebagai pemain internasional untuk memajukan industri keuangan syariah secara global.
"Dengan meninggalkan Uni Eropa, Inggris menjadi bagian dari komunitas global dan saya pikir keuangan Islam dapat dikembangkan lebih jauh di masyarakat," ujar Warsi dilansir Arabian Bussiness, Ahad (6/11).
Menurut Warsi, untuk meningkatkan aset keuangan syariah secara global diperlukan inovasi produk dan penyediaan layanan yang berkualitas.
Dia menambahkan, permintaan pembiayaan syariah cukup tinggi di Inggris namun permasalahannya adalah jangkauan dan inovasi produk masih kurang.
Selain itu, jenis layanan yang didapatkan dari bank islam di Inggris tidak memiliki kualitas yang sama dengan bank konvensional. Hal ini disebabkan, bank islam tidak memiliki basis pelanggan cukup lebar. "Kita tidak bisa memiliki produk yang lebih rendah, hanya karena punya prinsip yang lebih baik. Kita harus memiliki keduanga," kata Warsi.
Warsi berharap, keuangan islam dapat memainkan peran lebih besar dalam pendanaan pembangunan internasional dan tujuan amal lainnya.
Warsi merupakan menteri Muslim pertama yang ikut menginisiasi pembentukan Ministerial Task Force on Islamic Finance di Inggris.
Pembentukan Ministrial Task Force on Islamic Finance tersebut memunculkan penerbitan sukuk negara senilai 2 miliar poundsterling pada 2014.