REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta, kepolisian mengusut tuntas kurusuhan antarsuporter sepak bola yang berujung tewasnya pendukung Persija Jakarta, pada Ahad (7/11). Imam menegaskan, insiden brutal antarsuporter tersebut, merupakan tindakan pidana yang harus dipertanggungjawabkan di muka hukum dan pengadilan.
Imam mengatakan, sudah terlalu banyak korban dari ragam insiden sepak sepak bola di Tanah Air. Namun, belum ada sikap jera dari para antar suporter untuk mengakhiri petikaian. Semestinya para suporter mengakhiri konflik dan menghidupkan sepak bola nasional dengan cara-cara yang tak biadab. “Kepolisian kami minta tetap menegakkan aturan hukum demi tertibnya partisipasi suporter tanpa pengecualian,” kata Imam dalam rilis resmi Kemenpora, Senin (7/11). Juru Bicara di Kemenpora Gatot Dewa Broto menambahkan, desakan tersebut lantaran tanpa penegakan hukum yang tegas, insiden serupa bakal terus berulang.
Dua suporter Persija Jakarta tewas pada Ahad (7/11). Insiden kerusuhan menjadi penyebab meninggalnya suporter sepak bola klub ibu kota tersebut. Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar), dalam laporannya ke Kemenpora, menyampaikan insiden tersebut terjadi tol Palimanan, Cirebon kilometer 188.
Kronologisnya, enam bus rombongan Jakmania melintas pulang dari pertandingan antara Persija melawan Persib Bandung di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Sabtu (5/11). Laga kedua kesebelasan, merupakan lanjutan pekan ke-27 kompetisi Indonesian Soccer Champions (ISC) 2016 bikinan PT Gelora Trisula Semesta (GTS).
Saat melintas di jalan bebas hambatan tersebut, tiga bus paling belakang Jakmania, berhenti di jalan layang Lungbenda. Disebutkan, para suporter keluar dari bus dan turun ke jalan. "Mereka (para suporter) melempari rumah warga di Lungbenda dengan batu," demikian laporan tersebut.
Masih menurut laporan polisi itu, warga sekitar tak terima dengan aksi para Jakmania dan membalas. Sementara di bawah jalan layang, sejumlah pemuda lokal juga ikut melawan aksi suporter ibu kota. Versi kepolisian mengidentifikasi, pemuda lokal tersebut, sekelompok anak jalanan yang biasa berkumpul di lokasi kerusuhan.
Sekertaris Persija Budiman Dalimunthe mengatakan, Senin (7/11) satu Jakmania, warga Kalimalang, Jakarta Timur, Harun Al Rasyid Lestaluhu tewas mengenaskan diamuk warga sekitar. Selain itu satu suporter ibu kota lainnya bernama, Gilang asal Pekalongan, Jateng dikabarkan tewas tertabrak kendaraan.