REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Museum Zoologicum Bogorianse (MZB) LIPI merayakan ulang tahun ke 122 tahun tepat di bulan November ini. Berbagai kegiatan digelar untuk memeriahkan acara, kunjungan ke museum hingga demo pengawetan satwa yang akan dijadikan spesimen.
"Tahun ini sedikit istimewa, HUT MZB dipusatkan di Museum Zoologi, tidak lagi di Cibinong Science Center, Puslit Biologi LIPI," kata Ketua Panitia, Hadi Dahruddin, di Bogor, Selasa (8/11).
Museum Zoologi berada di dalam komplek Kebun Raya Bogor, sebelumnya akses masuk ke museum berada di Jl Juanda. Sejak diberlakukan satu tiket masuk, kini akses masuk museum melalui Kebun Raya.
Ia menyebutkan, selama perayaan ulang tahun, Museum Zoologi menampilkan berbagai kegiatan yang dapat menarik minat pengunjung di antaranya, pameran foto, bazar aneka produk konservasi, vokalisasi spesimen koleksi, demotaksidemi dan enzibetok yakni sarasehan hasil-hasil penelitian dalam bentuk diskusi dan konsultasi. "Pengunjung dapat melihat kegiatan pengawetan satwa sebagai spesimen, digelar selama dua minggu, setiap akhir pekan, 13, 20, dan 27 November," katanya.
MZB mengundang sejumlah pihak untuk dapat mengunjungi Museum Zoologi yang berada di kompek Kebun Raya Bogor. Sebagai bahan informasi dan sosialisasi, LIPI memasang tujuh spanduk yang mengajak masyarakat untuk berkesempatan melihat fosil tulang ikan paus berusia 100 tahun tersimpan di museum tersebut.
MZB saat ini menyimpan sebanyak 3.030.657 spesimen yang terdiri dari 15.804 serangga dan anthropoda, 3.007 moluska, 1.300 ikan, 1.200 burung, 498 reptil, 460 mamalia, 334 amfibi, 134 cacing, dan 70 krustasea. "Kami mengajak masyarakat umum, pelajar dari TK, sampai SMA untuk menggunakan kesempatan ini mengunjungi museum," katanya.
Ia menyebutkan, museum terbuka untuk umum, karena berada di dalam area Kebun Raya Bogor, pengunjung diharusnya membayar retribusi senilai Rp 14 ribu, sudah termasuk di dalamnya kunjungan ke museum.
Hadi mengatakan, pihaknya terus berupaya membenahi diri, memperbaiki tampilan museum agar lebih menarik lagi dengan menambah pencahayaan, membuat vokalisasi suara-suara satwa koleksi yang ada di museum. "Ada usulan juga untuk koleksi ikan, kami ingin menyediakan visualisasi suara pantai, sehingga begitu pengunjung masuk, seperti berada di lautan," katanya.
Direktur MZB Pusat Penelitian Biologi LIPI, Hari Sutrisno mengatakan, memasuki usia 122 tahun MZB sudah seyogyanya informasi dan dokumentasi fauna yang ada di dalam museum tersebut dapat diketahui secara luas oleh masyarakat, termasuk anak-anak dan pelajar.
"Tujuannya agar masyarakat Indonesia memahami peran museum sebagai tempat konservasi sekaligus memberikan pemahaman ke mereka agar mengerti dan dapat hidup berdampingan dengan fauna tanpa merusak keseimbangan ekosistem alam," katanya.
Hari menambahkan, fungsi MZB akan diperluas, tidak hanya sekedar tempat menampilkan keanekaragaman fauna di Indonesia saja, tapi juga difungsikan menjadi salah satu media untuk memasyarakatkan hasil-hasil penelitian di bidang zoologi.