REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang mendapatkan perhatian serius dari perusahaan pembangkit listrik di Jepang, J Power. Untuk mendukung PLTU Batang, J Power mengirimkan para tenaga ahlinya ke proyek tersebut.
Yoshiki Onoi, kepala Divisi Bisnis Power Internasional J Power, menjelaskan bahwa beberapa insinyur sudah dimintanya ikut membantu dalam pengembangan PLTU Batang. "Lebih dari sepuluh insinyur kita kirimkan ke PLTU Batang," tutur dia di Tokyo, Jumat (11/11) saat menerima kunjungan jurnalis Indonesia bersama Adaro.
Onoi menambahkan bahwa para ahli yang dikirimkan untuk PLTU Batang itu merupakan insinyur terbaik. Dia mengakui bahwa PLTU Batang ini merupakan proyek besar yang akan disupport penuh oleh J Power.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Umum Pengembangan Bisnis Internasional J Power, Jahana Takashi menambahkan bahwa selain tenaga ahli, pihaknya juga mengirimkan beberapa staf. Pengiriman beberapa staf ke PLTU Batang ini dijalankan untuk membantu proses transfer pengetahuan terhadap staf staf lokal.
"Misi kami memang untuk transfer teknologi," tutur dia. Menurut Jahana, tugas para staf yang dikirim dari Jepang itu akan selesai setelah para staf lokal sudah bisa menyerap pengetahuan soal pengelolaan PLTU Batang dengan baik.
Dalam kunjungan ke J Power, wartawan Republika, Irfan Junaidi bersama sejumlah jurnalis dari Indonesia berkesempatan untuk menyaksikan pembangkit listrik milik J Power di Isogo (dekat Yokohama). PLTU berbahan bakar batubara itu berdiri di lahan sekitar 12,5 hektare.
Pembangkit Isogo ini mengunsumsi batubara sebanyak 3 juta ton setiap tahun. Standar kelestarian lingkungan yang tinggi menjadikan pembangkit Isogo bisa terjaga sangat bersih. Limbah pembakaran batubara yang menjadi bahan bakarnya itu hampir tak menyisakan limbah.
Teknologi bersih ultra super critical yang diterapkan di pembangkit listrik Isogo tersebut juga akan diterapkan di PLTU Batang. Dalam proyek PLTU Batang, J Power menjadi salah satu pemiliknya, Adaro Energy dan Itochu, dengan share yang hampir merata.
Sebelumnya, Itochu juga menerima rombongan jurnalis Indonesia bersama Presiden Direktur PT Adaro Energy, Garibaldi Thohir. Pada kesempatan itu Senior Managing Executive Officer Itochu Inc, Eiichi Yonekura, menyatakan sangat senang bisa berpartner dengan Adaro dalam mengembangan PLTU Batang.
Dia mengaku senang karena PLTU Batang akhir bisa berjalan. Proyek ini sempat terkendala pembebasan tanah sekitar lima tahun. Direncanakan PLTU tersebut memiliki kapasitas 2 x 1.000 megawatt. Saat ini pengerjaan konstruksi proyek senilai sekitar 4 miliar dolar AS itu sudah berjalan.
Garibaldi Thohir mengharapkan mulai pertengahan 2020 pembangkit tersebut bisa mulai beroperasi. "Kita akan menjalankan teknologi yang bersih seperti di Isogo ini," tutur sosok yang akrab disapa Boy Thohir itu.