REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Yunus S Swarinoto, mengatakan, potensi cuaca ektstrem akan terus terjadi hingga akhir tahun. Akibatnya, ada empat kondisi potensi bencana yang akan terjadi selama masa cuaca ekstrem.
"Potensi cuaca ekstrem, akan terus ada hingga akhir tahun. Namun, lokasi kejadiannya tidak selalu sama. Kondisinya selalu berubah sesuai keadaan atmosfer pada saat itu," ujar Yunus ketika dikonfirmasio Republika, Ahad (13/11).
Berdasarkan pemantauan BMKG, cuaca ekstrem dapat terjadi dalam kondisi harian. Salah satu indikasi cuaca esktrem saat musim hujan adalah cuaca cerah saat pagi hari. Namun, pada siang atau sore hari, akan terjadi perubahan cuaca secara ekstrem berupa hujan disertai angin kencang dan petir.
Yunus megatakan, ada empat potensi bencana yang terjadi selama cuaca ekstrem. Keempatnya yakni hujan lebat, badai lokal (thunderstorm), angin kencang, dan gelombang tinggi yang melebihi 2,5 meter.
Gelombang tinggi, kata dia, berpotensi terjadi di Samudera Hindia bagian barat dan perairan Banten. Sementara itu, angin kencang berpotensi terjadi di Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Aceh dan Sumatera Selatan.
Adapun badai lokal antara lain berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Sumatera Selatan hingga Papua. "Hujan lebat berpeluang terjadi di Jawa, Kalimantan hingga Sulawesi," ujar Yunus.