REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Keluarga besar Tan Malaka di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, mengaku optimitistis jika jenazah yang ada di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur adalah Tan Malaka, sehingga berniat memindahkan jenazahnya.
"Keluarga sudah tahu sejak tiga tahun lalu. Wafatnya Tan Malaka dalam keadaan duduk dan terikat, itu terungkap waktu dibongkar pertama kali untuk tes forensik," kata Direktur Tan Malaka Institute Sumbar, Yudilfan Habib Datuak Monti, di Kediri, Kamis (17/11).
Ditemui saat singgah di rumah Ketua DPC PKB Kota Kediri Oeing Abdul Muid di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, ia mengatakan kondisi wafatnya Tan Malaka itu sesuai dengan cerita yang disampaikan pelaku sejarah, sehingga keluarga juga tidak ragu.
Apalagi, keluarga sudah mendapatkan tembusan terkait dengan kepastian makam Tan Malaka itu. Pihaknya juga menegaskan bahwa keluarga saat ini ingin fokus pada upaya pemindahan jenazah dari Kediri ke Nagari Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, yang merupakan tempat kelahirannya. Tempat pemakaman itu dipilih, sesuai dengan adat di daerah tersebut.
"Kami sedih dengan makam Tan Malaka saat ini, sebab seolah-olah tidak ada tanggung jawab moral dari penyelenggara negara kepada pejuang kemerdekaan. Harusnya, daerah yang menjadi makamnya bisa dibangun, sehingga bisa menjadi tujuan wisata religi dan sejarah. Bahkan, ke depan dari penjuru dunia akan datang ke tempat tersebut," katanya.
Di tempat yang baru nanti, keluarga sudah memastikan jenazah Tan Malaka akan mendapatkan tempat yang terbaik, karena Tan Malaka termasuk pemangku adat di daerah itu dan keluarga besar ingin agar makamnya berada di tempat kelahiran.
Rencana keluarga itu juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Bahkan, Wakil Bupati Lima Puluh Kota Ferizal Ridwan juga datang langsung ke Kediri, meninjau serta memastikan kondisi makam Tan Malaka tersebut.
"Kami ke Kediri dalam rangka penjajakan, karena sebelumnya dari keluarga Tan Malaka punya keinginan untuk memindahkan makam Tan Malaka ke Lima Puluh Kota (Kabupaten Lima Puluh Kota)," kata Ferizal.
Tan Malaka adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Selama hidupnya beragam karya berhasil dibuat, termasuk Madilog dan Gerpolek, yang keduanya seringkali dianggap sebagai karya penting dari Tan Malaka.