Sabtu 19 Nov 2016 12:00 WIB

Atraksi Adat Warnai Parade Kebinekaan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Budi Raharjo
Aksi Parade Bhineka Tunggal Ika
Foto: Amri Amrullah
Aksi Parade Bhineka Tunggal Ika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai pentas musik dan tarian daerah mewarnai acara Parade Bhinneka Tunggal Ika yang digelar di sekitar kawasan Bundaran Bank Indonesia, Jakarta, Sabtu (19/11). Mulai dari nyanyian lagu kebangsaan, dangdut hingga tarian Dayak, Reog dan Batak dipertunjukkan untuk menarik massa dalam aksi itu.

Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko yang ikut hadir dalam kegiatan Parade Bhinneka Tunggal Ika ini mengatakan setelah doa bersama pemimpin agama, acara parade dilanjutkan dengan pentas musik dan tarian adat dari berbagai daerah. "Tadi ada tari dayak, kemudian Reog dan tarian batak, ada pula aksi debus dan ondel-ondel," kata dia kepada Republika.co.id, Sabtu (19/11).

Semua itu akan dipersiapkan untuk rally dalam Parade Kebhinekaan yang akan melewati jalan di sekitaran Monas. Selain itu, kata dia, ada pula dari aliansi petani, nelayan, kepala desa, kelompok pengajian dan jemaat Gereja. "Ini menunjukkan bahwa Indonesia itu beragam bukan hanya satu golongan saja dari berbagai daerah, suku bangsa dan agama," ujarnya.

Jadi perbedaan kelompok dan kemajemukan ini, tegasnya, tidak boleh hilang. Kalau ini hilang, hilang juga Indonesia. Melihat kondisi saat ini, justru ada yang aneh ketika ada kelompok yang mendorong intoleransi, apalagi sebagian mereka berasal dari kelompok terdidik di perkotaan. Karena itu dengan Parade Kebhinekaan dan tarian serta atraksi budaya ini, ia ingin nilai toleransi dan kemajemukan kembali disuarakan demi persatuan Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement