REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Widya Sabha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Suhadi Sendjaja, menegaskan tragedi kemanusiaan di Rakhine, Myanmar tidak terkait ajaran agama apapun. Menurutnya, agama tidak akan mengajak manusia di jalan yang buruk, apalagi melakukan kekerasan.
"Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan," kata Suhadi kepada Republika.co.id, Senin (21/11).
Ia pun meminta semua pihak dapat memiliki kesepakatan untuk berhati-hati dalam membahas persoalan agama sehingga tidak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat. Pasalnya, bangsa Indonesia akan sibuk ribut sendiri jika terjebak ke persoalan agama seperti yang dinginkan mereka yang ingin memecah.
Suhadi menuturkan, Walubi sendiri sudah dan terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia mengungkapkan, dalam waktu dekat akan ada pertemuan dan pernyataan bersama tokoh-tokoh beragama di Indonesia, khususnya terkait tragedi kemanusiaan yang menimpa warga Rohingya di Myanmar.
Ia menekankan, kerukunan umat beragama selama ini selalu terjaga di tengah bangsa Indonesia, dan jangan sampai ada yang tersulut atau terprovokasi yang akan merugikan kita sendiri. Menurut Suhadi, umat beragama di Indonesia selama ini baik-baik saja dan seharusnya itu yang bisa dijadikan contoh oleh negara-negara lain.
"Kita baik-baik saja, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan Buddha berpegang pada welas asih," ujar Suhadi.
Terkait bantuan sebagai bentuk kemanusiaan dan kerukunan, ia mengingatkan Indonesia sendiri sudah sejak lama memberi bantuan, termasuk yang dilakukan Jusuf Kalla semasa memimpin Palang Merah Indonesia (PMI). Selain itu, umat Buddha di Indonesia sendiri turut memberikan bantuan, kepada warga Rohingya yang terdampar di Aceh.