REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Warga yang tinggal di tiga desa di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi mendesak pemerintah daerah setempat segera memperbaiki tanggul yang jebol akibat luapan Sungai Citarum. Akibat jebolnya tanggul, areal permukiman di tiga desa itu terendam banjir hingga sepekan lamanya.
Ketiga desa yang terendam banjir itu yakni, Desa Pantai Bahagia, Desa Pantai Sederhana. Kondisi banjir paling parah terjadi di Desa Pantai Bakti.
"Masih 500 KK yang terendam. Ada yang surut, tapi sebagian belum," ucap Kepala Desa Pantai Bakti, Suwinta, kepada Republika, Senin (21/11). Kepala Desa Pantai Bakti, menambahkan, sejumlah fasilitas umum, seperti sekolah dan mushala, juga tidak dapat difungsikan lantaran posisi genangan air cukup tinggi.
Menurut Suwinta, total ada 10 fasilitas umum yang terkena dampak, meliputi satu sekolah menengah pertama, tiga sekolah dasar, empat masjid, dan sisanya mushala. Sekolah terpaksa diliburkan selama beberapa hari. Pihaknya mengusulkan bantuan pemerintah berupa beberapa unit perahu untuk lalu lintas warga atau anak sekolah.
Suwinta mengatakan, warga juga mendesak pemkab untuk segera memperbaiki tanggul yang jebol sepanjang 300 meter. Menurut dia, perangkat desa setempat sudah menyampaikan usulan tersebut pada bupati, namun dikatakan bahwa perbaikan tanggul Sungai Citarum merupakan kewenangan pemerintah pusat. Pemerintah kabupaten dikatakan tidak punya kewenangan menangani.
"Saya minta kepada bupati/pemda ya harus paling nggak juga mendorong, kalau memang kewenangan pusat. Kalau kami kades kan nggak bisa, sebatas meminta kepada bupati," ucap Suwinta. Diketahui, bencana banjir ini disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Citarum pada Senin (14/11) pukul 05.00 WIB.
Kondisi serupa juga terjadi di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong. Luapan Sungai Citarum merendam permukiman warga, areal persawahan dan tambak sehingga menyebabkan seluruh aktivitas perekonomian masyarakat mati total selama sepekan terakhir. Kades Pantai Bakti, Maman Suryaman menyampaikan, sebanyak 983 rumah, 275 hektare persawahan, dan 500 hektare tambak warga terendam banjir.