Senin 21 Nov 2016 23:05 WIB

Zulkifli Hasan Ajak Mahasiswa Kembali ke Nilai Luhur Indonesia

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Teguh Firmansyah
 Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, memberikan opening speech dalam acara seminar nasional di Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara, Jakarta, Senin (21/11)
Foto: ist
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, memberikan opening speech dalam acara seminar nasional di Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara, Jakarta, Senin (21/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, mengajak Mahasiswa untuk bersama menjaga persatuan dan saling menghormati perbedaan.

Hal tersebut disampaikan saat menjadi Pembicara Utama dalam Seminar Nasional dan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Universitas Tarumanegara Jakarta, Senin (21/11)

''Mari kembali pada nilai nilai luhur ke Indonesiaan kita yakni saling menghormati dalam perbedaan dan saling menjaga dalam persatuan,'' ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua MPR juga menyampaikan imbauannya agar tak perlu lagi ada Demo tanggal 2 Desember mendatang, yang menuntut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditahan dalam kasus dugaan penistaan agama.

''Polisi sudah bertindak, Pak Ahok sudah jadi tersangka dan dicekal keluar negeri. Jadi tak perlu lagi ada demo karena semua tuntutan sudah dipenuhi. Berikan kesempatan Polisi untuk bekerja secara tegas dan profesional,'' ucapya.

Zulkifli mengajak seluruh pihak untuk menjaga persatuan dan menjaga persaudaraan sesama anak bangsa. Ia meminta masyarakat menjaga dan rawat kebhinnekaan.  ''Ingatlah bahwa di atas semua perbedaan, kita adalah saudara sesama anak bangsa,'' tuturnya.

Menurutnya, sekarang saatnya memberi kesempatan pada pemerintah untuk bekerja sebaik baiknya, agar tercipta suasana yang kondusif dan stabil, sehingga pemerintah bisa maksimal bekerja untuk sebesar besarnya kesejahteraan rakyat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement