REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- South East Asia Humanitarian Committee (SEAHUM) bersama Aliansi Lembaga Kemanusiaan Indonesia menggelar konferensi pers dan pernyataan sikap " Aliansi Kemanusiaan Indonesia Bersatu Untuk Rohingya" pada Rabu (23/11) di bilangan Cikini, Jakarta Pusat.
Lebih dari 20 aliansi lembaga kemanusiaan yang ikut bergabung dalam gerakan membantu Rohingya, seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Yayasan Indonesia Tangguh, Mandiri Amal Insani Foundation, PKPU, Yayasan Dana Sosial Al Falah, Pusat Advokasu Hukum dan Hak Kemanusiaan Indonesia, Aksi Cepat Tanggap, Jakaeta Amanah, LAZIS Dewan Da'wah, LAZNAS BSM, SNH Advocacy Center, Baitulmaal BMT Indonesia, Baitul Maal Hidayatullah, dll.
Aliansi Lembaga Kemanusiaan Indonesia Bersatu ini merupakan bentuk keprihatinan atas bencana kemanusiaan yang melanda etnis minoritas Rohingya yang dianiaya, dimusuhkan, dan didiskriminasikan di tanah airnya sendiri, yaitu Myanmar.
"SEAHUM dan Lembaga Kemanusiaan Indonesia mendesak Pemerintah Myanmar agar membyka akses bantuan dan komunikasi ke titik-titik lokasi bencana kemanusiaan," ujar Drg. Imam Rullyawan, Presiden SEAHUM / Direktur Utaman Dompet Dhuafa.
Dalam upaya untuk membantu etnis Rohingya, SEAHUM bersama Aliansi Lembaga Kemanusiaan Indonesia akan melakukan penyampaian pendapat massal di depan kantor Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta pada Jumat (25/11) mendatang. Serta mereka juga akan melakukan misi Humanitarian Fotilla for Rohingya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dan kesehatan ke titik-titik konflik di negara Myanmar.
Selain itu, SEAHUM juga akam meminta Pemerintah Indonesia untuk segera melakukan langkah taktis diplomasi dengan mendesak Pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan struktural dan terorisme negara Myanmar. Serta membuka blokadr kawasan Etnis Rohingya keoada lembaga-lembaga kemanusiaan dari Indonesia dan dari negara Asia Tenggara lainnya.