REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Rakernasnya, Majelis Ulama Indonesia sepakat mendefinisikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, dari suku, ras, budaya maupun agama dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. MUI menegaskan sebagai bagian dari warga bangsa, umat beragama terikat oIeh komitmen kebangsaan. "Umat beragama harus hidup berdampingan dengan prinsip kesepakatan (mu’ahadah atau muwatsaqah), bukan posisi saling memerangi (muqatalah atau muharabah)," kata MUI dalam keterangan pers hasil Rakernas MUI yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/11).
MUI mengingatkan kepada seluruh penyelenggara negara, tujuan dibentuknya NKRI adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut Fmelaksanakan ketertiban dunia. "Tujuan yang luhur tersebut belum sepenuhnya dirasakan oleh rakyat Indonesia, khususnya umat Islam," ungkap hasil Rakernas MUI yang ditandatangani Ketua Umum KH Ma'ruf Amin dan Sekjen Anwar Abbas pada Kamis.
Untuk itu MUI meminta pemerintah agar lebih berpihak kepada kepentingan rakyat kecil (mustadh’afm) sehingga tidak terus terjadi kesenjangan dan ketidakadilan yang semakin melebar.
Sebagai elemen bangsa, MUI merasa bertanggung jawab untuk ikut mengambil bagian dalam ikhitar menjaga, mengawal, dan merawat keutuhaan bangsa. MUI pun bersemangat untuk merajut persaudaraan kebangsaan (ukhuwwah wathaniyah). Untuk itu, MUI berketapan hati segera menggelar dialog nasional.