REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana memindahkan makam almarhum Tan Malaka ke lokasi pemakaman yang layak merupakan gagasan baik. Pemerhati sejarah menilai makam Tan Malaka selayaknya dipindahkan ke Taman Makan Pahlawan Kalibata.
"Tidak dipungkiri Tan Malaka adalah pemikir dan ideolog yang ikut memberi kontribusi terhadap kebangsaan Indonesia, meski tokoh ini menempuh garis perjuangan tersendiri dan penuh misteri. Mengapa makam beliau tidak dipindah ke Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata. Bukankah Tan Malaka menyandang gelar Pahlawan Nasional?" kata pemerhati sejarah dan konsultan The Fatwa Center Jakarta, M. Fuad Nasar di Jakarta, Jumat (25/11).
Makam Tan Malaka yang ditemukan di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, menurut rencana tahun 2017 akan dipindahkan ke tanah kelahirannya di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Tan Malaka adalah pejuang revolusioner Republik Indonesia yang jejak sunyi petualangan politik dan buah pikirannya hingga kini masih diminati kalangan generasi muda.
"Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota siap untuk memfasilitasi pemindahan makam Tan Malaka," ujarnya.
Fuad melanjutkan perlakuan atas kerangka jenazah Tan Malaka tidak boleh bertolak-belakang dari prinsip hidup almarhum. Tan Malaka adalah manusia sederhana, insan pejuang sepanjang hidupnya yang mengutamakan substansi perjuangan daripada simbolisasi.
"Tan Malaka adalah pejuang di bawah tanah yang menolak pengkultusan," ucapnyamenanggapi adanya rencana penjemputan kerangka jenazah Tan Malaka melalui prosesi kirab yang akan disiapkan oleh Pemerintah Daerah setempat pada Februari 2017.
Menurut pegiat zakat itu, tidak akan ada polemik seandainya tulang-belulang Tan Malaka dikuburkan kembali di TMPN Kalibata, bukan di Kabupaten Lima Puluh Kota. Ia pun mencontohkan beberapa pahlawan yang asal Sumatera Barat yang awalnya ingin dipindah ke kampung halaman dan akhirnya dikuburkan kembali di Kalibata.