REPUBLIKA.CO.ID, LJUBLJANA -- Istri presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Melania disebut dapat mempengaruhi hubungan antara negara itu dan Rusia. Ia dikatakan bisa berperan sebagai mediator untuk sang suami dan Presiden Rusia Vladimir Putin, sesaat setelah resmi menjadi ibu negara pada Januari mendatang.
Hal itu dikatakan oleh Perdana Menteri Slovenia Miro Cerar. Menurutnya, latar belakang Melania yang berasal dari salah satu negara di Eropa itu berpengaruh besar bagi Rusia.
"Saya yakin Melania bisa menjadi jembatan penghubung antara dua negara adidaya yang selama ini berselisih atas sejumlah isu," uja Cerar seperti dilansir AP, Senin (28/11).
Selama ini, Slovenia telah mempertahankan hubungan dengan Slavia, yang merupakan sekutu Rusia. Putin juga menjadi presiden yang telah mengunjungi negara anggota Uni Eropa itu sebanyak dua kali.
Kunjungan itu dilakukan meski terdapat sanksi untuk Rusia dari negara anggota Uni Eropa karena konflik Ukraina 2014 lalu. Slovenia disebut tetap mematuhi beberapa aturan dalam sanksi, namun tidak untuk hubungan bilateral.
Selama kampanye Trump, tak jarang miliarder itu memberikan pujian kepada Putin. Keduanya juga terlihat saling menghormati satu sama lain, berbeda dengan presiden-presiden lain di Negeri Paman Sam yang selama ini nampak bertentangan atas Rusia.
"Jika AS dan Rusia memberi inisiatif untuk memperbaiki hubungan di era Trump, maka kami akan berupaya mengorganisir pertemuan dua negara," ujar Cerar.
Melania merupakan mantan model yang berasal dari Slovenia. Ia mengejar mimpi berkarir ke AS dan meninggalkan negara asalnya pada 2002 lalu.
Menurut Cerar, Melania menghubungi dirinya satu pekan lalu. Saat itu, perempuan berusia 46 ini mengatakan banyak hal mengenai Trump dan kemungkinan rencana kunjungan ke Slovenia dilakukan.
"Setelah saya mengucapkan selamat untuk kemenangan sang suami pada pemilu AS, ia mengatakan Trump tahu banyak hal tentang Slovenia dan kami akan sangat menyambut rencana kunjungannya," jelas Cerar.