Selasa 29 Nov 2016 22:05 WIB

Industri Otomotif Kekurangan Tenaga Ahli

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Satria K Yudha
Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat (kiri) berbicara dengan Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas usai acara focus discussion group pengembangan SDM industri IKM dan kendaraan pedesaan Indonesia di Jakarta, Selasa (29/11).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat (kiri) berbicara dengan Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas usai acara focus discussion group pengembangan SDM industri IKM dan kendaraan pedesaan Indonesia di Jakarta, Selasa (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat mengatakan, kendala terbesar dalam pengembangan industri nasional karena belum terhubungnya sistem pendidikan vokasi dalam negeri dengan kebutuhan tenaga kerja industri. Hal ini membuat industri tetap kekurangan tenaga kerja meski jumlah pengangguran masih banyak.

Salah satunya adalah industri otomotif. Sektor ini masih minim tenaga ahli yang mumpuni dalam menumbuhkan ‎industri tersebut. "Persoalannya karena pendidikan vokasi belum link and match dengan industri," kata Syarif dalam Forum Group Discussion dengan tema Pengembangan SDM Industri, IKM dan Kendaraan Pedesaan Indonesia, di Jakarta, Selasa (29/11).

Keberadaan Institut Otomotif Indonesia (IOI) diharapkan bisa menjadi lembaga yang mampu menyinergikan seluruh pihak, baik akademisi maupun industri. Apalagi, IOI fokus mencari cara agar industri otomotif dalam negeri bisa menghasilkan kendaraan dengan SDM lokal. 

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin Haris Munandar N menuturkan, pihaknya memiliki 300 peneliti serta 22 balai penelitian dan sertifikasi industri yang dapat dimaksimalkan untuk mendukung industri nasional.

Dari jumlah tersebut, terdapat dua balai yang bergerak di sektor otomotif. Keberadaan IOI diharapkan mampu menjembatani kendala akademisi otomotif yang selama ini berhenti pada tahap riset tanpa ditindaklanjuti dengan produksi massal. “Di perguruan tinggi biasanya skalanya hanya pada riset. Di K‎emenperin harus sampai skala produksi," ucapnya. 

Guru Besar Universitas Indonesia‎ Teuku Yuri M Zagloel mengatakan, untuk mengembangkan industri otomotif nasional, dibutuhkan tiga faktor utama yakni keberadaan pasar, kemampuan produksi serta kekuatan finansial dan sumber daya manusia.‎

“Pendidikan tinggi atau vokasi saja tidak cukup, harus memenuhi tiga faktor itu. Selain itu, kita harus punya grand design sehingga seluruh aspek yang dibutuhkan dapat terukur dan diintegrasikan," ujar dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement