REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kemenangan Donald Trump dalam ajang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) ternyata berdampak negatif bagi kaum Muslim.
Seperti dilansir International Business Times, Selasa (29/11), hingga kini setidaknya ada empat masjid di Kalifornia dan Georgia yang mendapatkan surat ancaman. Pengirimnya masih diselidiki pihak berwenang setempat sejak Kamis lalu.
Surat-surat itu semuanya bertulisan tangan dan memuat dukungan terhadap Trump. Salah satu isinya menyebutkan, Muslim merupakan “keturunan setan” dan Trump terhadap umat Islam “akan persis seperti Hitler terhadap Yahudi.”
Ancaman tersebut kian menambah ketakutan komunitas Islam di Negeri Paman Sam. Sebagai minoritas, mereka mengalami beragam tindak kekerasan sejak hari pengumuman hasil pilpres 2016.
Bahkan, sejumlah pemuka Muslim setempat memprediksi, pemerintahan Trump nanti adalah awal zaman islamofobia di AS. Karena itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) telah meminta kepolisian meningkatkan keamanan terhadap lingkungan Muslim di seantero AS.
CAIR mencatat ada peningkatan jumlah kasus kekerasan terhadap Muslim bila dibandingkan tahun lalu. Selama 2015, ada 257 laporan kasus demikian. Bandingkan dengan data sejak 8 November 2016 hingga kemarin (29/11), yakni sedikitnya 100 laporan kasus kekerasan terhadap Muslim. Lonjakan ini mirip dengan periode pascainsiden WTC 9/11 silam.
CAIR mengakui, dalam sebuah wawancara televisi, Trump telah mengajak para pendukungnya berhenti memojokkan kelompok minoritas. Namun, hal itu tidak akan cukup.
“Jawaban Trump dalam acara TV ’60-Menit’ itu hanya kilasan. Tidak ada yang menganggapnya serius. Khususnya para pendukungnya yang ekstrem,” kata direktur komunikasi CAIR, Ibrahim Cooper kepada, Selasa (29/11).