Rabu 30 Nov 2016 22:46 WIB

Peneliti: Tren Jejak Karbon Tuna Longline Naik

Red: Yudha Manggala P Putra
Ikan tuna. Ilustrasi
Foto: Reuters
Ikan tuna. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (Puslitbangkan) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) menemukan bahwa tren jejak karbon (carbon footprint) pada Tuna Cakalang Tongkol (TCT) longline di Samudera Hindia mengalami kenaikkan.

Peneliti Puslitbangkan Balitbang KP Suryanto di Jakarta, Rabu (30/11) mengatakan, telah dihasilkan data dasar jejak karbon TCT longline di Samudera Hindia pada kurun waktu 2011-2015 di mana terjadi perubahan tren peningkatan jumlah trip dan penurunan lama hari layar dengan tren tenaga mesin induk yang konstan.

Hal tersebut, menurut dia, berdampak pada peningkatan terhadap Catch per Unit Effort (CPUE) ton per trip, penurunan Fuel Used Intensity (FUI) ton BBM per ton tangkapan dan peningkatan energi yang digunakan (Horse Power-HP dikali lama hari layar) yang equivalent dengan emisi karbondioksida (CO2).

"Karena peningkatan tren CPUE jauh lebih kecil dibandingkan tren peningkatan pemanfaatan energi (HP dikali hari layar), maka tren jejak karbon (ton CO2e per ton tangkapan) meningkat," ujar dia.