Kamis 01 Dec 2016 13:27 WIB

Toleransi di Indonesia Jadi Contoh Bagi Negara Islam

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Damanhuri Zuhri
Potret toleransi beragama di Indonesia
Foto: Edwin/Republika
Potret toleransi beragama di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasehat Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatollah Mohsen Araki, menilai Indonesia sebagai negara yang penuh damai dan toleransi sehingga dapat menjadi contoh bagi negara Islam lainnya. Hal ini disampaikannya saat menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menanggapi aksi demonstrasi yang akan digelar pada Jumat 2 Desember.

"Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi contoh bagi hidup berdampingan dan hidup perdamaian dan persaudaraan, dan Indonesia selalu menjadi contoh dan simbol yang baik bagi negara-negara Islam," kata Ayatollah usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (1/12).

Menurut Ayatollah, JK menyampaikan aksi demonstrasi yang akan digelar pada esok hari ini menunjukan adanya kebebasan berekspresi di Indonesia. Ayatollah pun berharap agar toleransi dan perdamaian yang selama ini tercipta di Indonesia dapat terus terjaga.

"Terkait dengan demonstrasi besok kami mendapat pemberitaan dari Pak Wakil Presiden, beliau menyampaikan bahwa demonstrasi besok menunjukkan bahwa di Republik Indonesia mendapatkan kebebasan berekspresi melalui jalur yang telah ditentukan, dan itu menunjukkan persaudaraan dan persahabatan dari berbagai golongan di Indonesia," kata dia.

Seperti diketahui, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) akan menggelar aksi demonstrasi damai pada 2 Desember esok. Aksi Bela Islam III ini dilakukan untuk menuntut penahanan Ahok, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara penistaan agama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement