Ahad 04 Dec 2016 19:08 WIB

Ini Pidato Tiga Pimpinan Partai di Aksi 412

Rep: Muhyiddin/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah massa  turut memeriahkan Aksi Damai 'Kita Indonesia' di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (4/12).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah massa turut memeriahkan Aksi Damai 'Kita Indonesia' di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pukul 07.00 WIB, massa aksi 421 sudah mulai bergumul dengan warga yang datang ke Car Free Day (CFD) di Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (4/12). Mereka berkumpul dalam rangka mengikuti aksi bertajuk 'Kita Indonesia' dan dilengkapi dengan atribut partai Golkar, PPP, dan Nasdem.

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PPP Djan Faridz, Ketua Umum Golkar Setya Novanto, dan Ketua Umum Partai Nasdem. Selain mereka tampak juga Tantowi Yahya yang memandu acara.

Pertama, Djan Faridz dipersilahkan untuk memberikan pidatonya. Namun, di atas panggung utama itu ia hanya sebentar memberikan dua patah kata. "Allahu Akbar... Allahu Akbar," teriak Djan Faridz mengawali pidatonya.

Selanjutnya, Djan Faridz mencoba mengaskan bahwa aksi ini merupakan upaya untuk mempersatukan bangsa Indonesia. "Indonesia itu terdiri dari berbagai suku, tapi kita dibingkai dalam satu kesatuan Indonesia. Jadi pertemuan kita ini semua membuktikan bahwa kita semua itu satu," ujar Djan Faridz di atas panggung, Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad (4/12).

Setelah Djan Faridz, kemudian dilanjutkan dengan pidato Setya Novanto. Namun, pria yang biasa dipanggil Setnov tersebut juga tidak lama menyampaikan pidatonya, tidak sampai lima menit. Dalam pidatonya, Setnov mengapresiasi acara tersebut dan Presiden Jokowi saat datang ke aksi 212, Jumat (2/12) kemarin.

"Hari ini luar biasa. Kemarin presiden kita shalat Jumat bersama rakyat. Ini menunjukkan suasana yang tentram. Pada hari ini kita membuktikan bahwa bangsa kita yang damai dan ramah tamah. Kita jadikan momentum ramah tamah kita. Kita Indonesia," ucap Setnov.

"Saya selaku ketua DPR Indonesia berdoa kepada seluruh masyarakat Indonesia agar pertemuan kita ini bisa menyejahterakan rakyat Indonesia," tambah Setnov mengakhiri pidatonya.

Berbeda dengan dua pimpinan partai di atas, Surya Paloh lebih panjang dalam menyampaikan pidatonya. Dalam acara tersebut ia berorasi berapi-api selama sebelas menit. "Kita siapa... Kita siapa... Kita siapa? Kita Indonesia," ujar Paloh mengawali orasinya.

Menurut Paloh, selama 71 tahun kemerdekaan tidak ada negeri lain yang memiliki potensi seperti Indonesia, sehingga kita semua harus menjaga anugerah tuhan tersebut. Apalagi, kata dia, cita-cita Indonesia hingga saat ini belum tercapai sepenuhnya. Karena itu, kata dia, rakyat harus berusaha keras untuk mewujudkanya agar dapat dihargai bangsa lain.

"Persyaratannya, kita harus bersatu, Tidak mungkin kita mendekati cita-cita kemerdekaan kalau kita tercerai berai kalau kita saling menghujat satu sama lain," ucapnya.

Menurut Paloh, jika tidak saling percaya satu sama lain maka cita-cita kemerdekaan tersebut tidak akan tercapai. Terlebih, jika rakyat saling menistakan. "Saya berdoa dan berharap terus memperjuangkan terus bersama persatuan kita tidak boleh tergoyahkan sebagai bangsa Indonesia," kata dia.

Ia menambahkan, musuh utama rakyat Indonesia hingga saat ini masih merupakan kebodohan dan kemiskinan. Karena itu, ia pun meminta kepada Preaiden Jokowi tetap tegar dalam mensyejahterakan rakyat. "Bukan perbedaan sekolompok satu dengan kelompok lainnya, bukan golongan satu dan golongan lainnya. Musuh utama kita adalah kebodohan dan kemiskinan," jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement