REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- DIY memiliki wilayah yang rawan bencana. Berbagai jenis bencana pun senantiasa mengancam, seperti longsor, banjir, dan erupsi Merapi.
Pemerintah setempat selalu berusaha membentuk kesiagaan masyarakat. Di antaranya dengan penambahan personel tanggap bencana (Tagana).
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) DIY, Untung Sukaryadi mengatakan, jumlah personel Tagana di DIY selalu meningkat tiap tahunnya. "Pada 2010 jumlah Tagana aktif sebanyak 350 orang. Sedangkan 2016 sudah mencapai 1.034 orang," katanya, kemarin.
Selain itu Pemda DIY juga membentuk komunitas sahabat Tagana. Mereka merupakan relawan dari masyarakat yang bersedia untuk bersinergi dengan Tagana ketika menghadapi bencana.
Untung mengemukakan, Sahabat Tagana terdiri dari berbagai elemen. Di antaranya mahasiswa, pelajar, organisasi masyarakat, hingga para penyandang disabilitas.
Adapun Sahabat Tagana terlatih di DIY meliputi Kampung Siaga Bencana (KSB) 310 orang, SAR 3.000 orang, PMI 500 orang, Mahasiswa Pecinta Alam Siaga Bencana (Mapagana) 2.410 orang, Pramuka Siaga Bencana (Pragana) 150 orang, Radio Antar Penduduk Indonesia Siaga Bencana (Rapigana) 150 orang, Difabel Siaga Bencana (Difagana) 100 orang.
Untung menuturkan, selama ini personel Tagana di DIY selalu mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
"Tagana selalu bekerja dengan ikhlas dan solid," ujarnya. Maka itu ia berharap, dengan keberadaan Tagana, seluruh potensi kerugian dan korban jiwa akibat bencana dapat diminimalisir.