Senin 05 Dec 2016 20:11 WIB

Jelang Maulid, Harga Cabai di Mataram Naik

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
 Pegadang menata cabai di Pasar Senen Jakarta Pusat, Ahad (4/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pegadang menata cabai di Pasar Senen Jakarta Pusat, Ahad (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Harga sejumlah jenis cabai di Kota Mataram mengalami kenaikan. Namun, kenaikan cabai ini tidak terlalu signifikan.

Salah seorang pedagang cabai di Pasar Kebon Roek, Mataram, Siti Aisyah mengatakan, saat ini harga cabai rawit merah mencapai Rp 40 ribu per kilogram (kg). "Baru hari ini, kemarin sih per kg masih Rp 35 ribu," katanya saat ditemui Republika.co.id di Pasar Kebon Roek, Mataram, Senin (5/12). 

Selain cabai rawit merah, kata Siti, kenaikan juga dialami cabai merah keriting yang saat ini dijual dengan harga Rp 35 ribu per kg. Harga ini naik Rp 5.000 dibandingkan harga pada Ahad (4/12) kemarin yang dijual seharga Rp 30 ribu per kg. 

Siti menilai, kenaikan harga cabai merupakan hal yang wajar di Mataram, dan Pulau Lombok pada umumnya, jelang perayaan Maulid Nabi yang jatuh pada 12 Desember nanti. Dia menerangkan, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW di Lombok akan berlangsung sekitar sebulan penuh dengan sejumlah tradisi seperti khitanan, panjat pinang, pengajian, dan mengundang kerabat atau tetangga untuk makan bersama. 

Siti mengaku tidak khawatir dengan adanya kenaikan harga cabai karena pada kenyataannya cabai yang ia jual selalu laris dibeli pembeli jelang akhir tahun. "Kalau pengen Maulid kayak gini, permintaan dan pembelinya justru semakin bertambah," ungkapnya.  

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Prijono menyampaikan, tekanan harga di Provinsi NTB pada Oktober 2016 meningkat dengan indeks harga konsumen yang mengalami inflasi sebesar 0,23 persen. Bulan sebelumnya, NTB mengalami deflasi sebesar 0,63 persen.

Capaian laju inflasi NTB pada 2016 masih sejalan dengan target inflasi di APBNP 2016 sebesar empat persen. Inflasi secara tahun ke tahun, lanjutnya, masih bisa bertahan dalam rentang 3 persen hingga lima persen.

Meskipun demikian, peningkatan tekanan inflasi pada November dan Desember perlu menjadi perhatian khusus lantaran meningkatnya konsumsi masyarakat jelang akhir tahun dan hari besar keagamaan, yakni Maulid Nabi dan Hari Natal. Berdasarkan survei pemantauan harga BI hingga pekan kedua November, terdapat peningkatan tekanan inflasi pada komoditas cabai rawit dan bawang merah. 

"Kenaikan harga cabai rawit mencapai 51 persen (mtm) dengan harga rata-rata di pasar tradisional mencapai Rp 41 ribu per kg," katanya belum lama ini. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement