Selasa 06 Dec 2016 08:24 WIB

Kaum Muslim AS Sewa Papan Iklan untuk Hapus Islamofobia

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Bilal Ramadhan
Muslim Amerika.
Foto: AP/Julie Jacobson
Muslim Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS – Sejak pilpres AS 2016, menurut data Southern Poverty Law Center sedikitnya ada 867 kasus kebencian terhadap Muslim di AS. Sepanjang 2015 lalu, menurut data FBI terjadi lonjakan 67 persen kasus kekerasan terhadap Muslim di AS.

Lantaran itu, Komunitas Muslim Amerika Utara berinisiatif menyewa 12 unit papan iklan (billboard) yang strategis di pinggir sepanjang jalan raya Dallas, negara bagian Texas. Dengan begitu, para pengguna jalan dapat menyaksikan kampanye yang mempromosikan nilai-nilai Islam sejati.

Adapun bunyi iklan tersebut adalah, “Islam=Persamaan Ras”. Selain itu, nomor kontak hotline “Mengapa Islam?” juga disertakan, sehingga siapapun bisa bertanya jawab mengenai Islam.

“Kami perlu melakukan hal ini di Dallas lantaran jumlah kasus kebencian yang kami alami belakangan ini,” kata Imam Jawad Ahmed, sosok yang mengatur narahubung hotline tersebut.

“Mereka (pelaku kebencian) begitu saja mengutuk orang Islam secara pukul-rata. Mereka memakai kata-kata yang menyakitkan, misalnya enyahlah dari Amerika dan sebagainya,” lanjut Imam Jawad, seperti dikutip Dallas News, Senin (5/12).

Dana untuk menyewa papan-papan iklan itu berasal dari donasi umat Islam setempat. Kampanye untuk menangkal Islamofobia di Dallas mulai intens setidaknya sejak 24 Oktober lalu.

Diharapkan, iklan-iklan tersebut dapat menghapus kekeliruan persepsi mengenai Islam. Sebab, Islam sejatinya untuk semua ras, bangsa, atau golongan. Dalam ajaran agama ini, yang membeda-bedakan manusia hanyalah ketakwaan kepada Allah, bukan warna kulit.

Terpisah, juru bicara komunitas Muslim setempat, Furqan Ansari, membenarkan bahwa kemenangan Donald Trump dalam pilpres lalu kian membuat khawatir. “Kami ingin menunjukkan kepada seluruh warga bahwa apa yang dikampanyekan (Donald Trump) menjelang Pilpres (mengenai Islam) itu tidak benar,” kata Ansari.

Sayangnya, dalam lima pekan terakhir sejak papan-papan iklan itu berdiri, pihaknya justru masih mendapatkan ujaran kebencian. Ada sedikitnya 75 sambungan telepon ke hotline 'Mengapa Islam?'.

Beberapa penelepon langsung berteriak memaki-maki Islam. Ada 11 penelepon yang memilih meninggalkan pesan suara, berisi ujaran kebencian pula. “Melalui sambungan telepon, memang mudah menyampaikan apa yang hendak disampaikan. Dibandingkan bila bertatap muka langsung,” kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement