REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah telah menurunkan Tim Respons untuk membantu korban bencana gempa bumi di Pidie, Aceh.
Tim diturunkan tak lama setelah BNPB mengumumkan terjadi gempa tektonik dengan kekuatan 6,5 SR di wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada Rabu (7/12).
"Menyikapi kondisi dan perkembangan terakhir dari gempa tersebut, Pimpinan Pusat Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah telah berkordinasi dengan seluruh kekuatan Muhammadiyah yang ada di lapangan dan telah mengambil sejumlah langkah," ujar Arif Nurkholis, sekretaris MDMC PP Muhammadiyah dalam keterangannya kepada Republika.co.id.
Menurut Arif, LPB Muhammadiyah telah mendirikan posko pusat penanganan korban di Kabupaten Pidie dan Kota Banda Aceh terhitung mulai Rabu (7/12). "Posko nantinya akan berfokus pada penanganan korban dan distribusi bantuan yang akan disalurkan melalui rekening Lazismu dan PP Muhammadiyah," ungkap Arif.
Selain itu, LPB Muhammadiyah juga telah mengiriman tim medis dari RS Muhammadiyah Lhoksumawe. Menurut Arif, tim medis yang berjumlah enam personel itu telah diberangkatkan untuk memberikan pelayanan medis dan melakukan Rapid Health Assessment (RHA). "Sedangkan tim medis dari RS Muhammadiyah Medan segera diberangkatkan dengan kekuatan 6 personel; 1 dokter, 2 perawat dan 3 relawan," papar Arif.
Tak hanya itu, LPB Muhammadiyah juga mengirimkan tim asistensi Posko MDMC PP Muhammadiyah ke Aceh yang terdiri dari dua personel dengan tugas mendukung perencanaan dan melakukan kajian kebutuhan. "Kamijuga mengirimkan tim asistensi medis MDMC PP Muhammadiyah sebanyak dua personel yang bertugas menyiapkan sistem kerja layanan medis dan roster list medical team selama response," kata Arif.
LPB Muhammadiyah mengimbau kepada masyarakat khususnya warga Muhammadiyah yang berada di lokasi bencana untuk tetep tenang dan menjauhi titik-titik berbahaya yang dapat menimbulkan korban jiwa.
"Apabila terjadi gempa susulan untuk selanjutnya selanjutnya mengikuti arahan BPBA atau kordinator posko Muhammadiyah setempat. Masyarakat diharapkan agar tidak mudah tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," imbau Arif.