REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis buku 'Membongkar Gurita Cikeas' Dr. George Junus Aditjondro mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Bala Keselamatan Kota Palu, Sabtu (10/12) sekitar pukul 05.30 wita. Aktivis yang juga peneliti itu dirujuk ke rumah sakit, Kamis (8/12) dengan kondisi daya tahan tubuh menurun, akibat penyakit stroke yang menimpanya sejak 2012.
"Beliau mengeluh kurang sehat dengan demam tinggi. Kamis lalu sekitar pukul 4 sore, almarhum dirujuk keluarga ke rumah sakit," ungkap istri George, Erna Tenge.
Bagi Erna, sosok almarhum merupakan seorang pejuang yang tangguh, sang inspirator dalam mendukung aktifitasnya sebagai akademisi. "Di saat sakit pun, beliau masih aktif dalam kegiatan diskusi dan membaca, walau pun dengan segala keterbatasan," kata dia mengenang.
Erna mengisahkan sejak 2011, mereka berdua telah bersama di Yogyakarta. Pada 2012 beliau yang juga mantan wartawan Tempo terserang penyakit stroke. Pada 2014 George kembali ke Palu.
"Sekitar November 2014, kami kembali ke Palu, setelah saya menyelesaikan program doktoral," katanya.
Selain keluarga, dukungan dari rekan sejawat dan kawan-kawan LSM sangat besar, bahkan kata dia saat berangkat ke Palu pun, mereka yang mengantarkan almarhum. "Hingga sebelum wafat pun, komunikasi dengan kawan-kawan LSM tetap intensif," ujarnya.
Dosen Ekonomi Universitas Tadulako mengatakan kepergian almarhum tepat pada peringatan hari hak asasi manusia (HAM) se-dunia, 10 Desember. "Pihak keluarga merencanakan paling lambat dikebumikan Senin (12/12), kerena masih menunggu anak dan keluarga yang saat ini di perjalanan ke Palu," tutup Erna.
Sementara itu rekan sejawat George, Arianto Sangadji yang ditemui di rumah sakit menyampaikan rasa bela sungkawa yang sangat dalam. Menurut dia, sesuai dengan agenda, semua karya-karya beliau akan menjadi bahan diskusi di Universitas Tadulako, pekan mendatang.
George Junus Aditjondro lahir 27 Mei 1946 di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia Semasa hidup, dikenal karena sejumlah tulisannya yang menyoroti bisnis Keluarga Cendana yang menurutnya sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme.