REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kementerian Luar Negeri melalui Direktur Perlindungan WNI-BHI, Lalu Muhammad Iqbal memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan bom di luar Stadion Olahraga Besiktas Vodafone Istanbul, Turki. "Hingga saat ini tidak diperoleh informasi mengenai adanya WNI yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut," tutur Iqbal dalam pesan singkat yang diterima Antara di Yogyakarta, Ahad sore (11/12).
Dia menjelaskan, berdasarkan data Kemenlu RI diketahui terdapat sekitar 2.700 WNI yang tinggal di Istanbul dan sekitarnya. Kemenlu juga mengimbau kepada WNI untuk menghindari tempat-tempat keramaian jika tidak ada keperluan mendesak.
Pada 10 Desember pukul 10.20 waktu setempat, telah terjadi dua ledakan bom yang berlangsung satu jam setelah berakhirnya pertandingan di stadion tersebut. Informasi sementara menyebutkan, ledakan terjadi akibat bom mobil yang menyasar polisi anti huru hara dan sejauh ini diperkirakan sedikitnya 29 orang meninggal dunia serta melukai 166 orang lainnya.
Atas kejadian tersebut, Kemenlu RI juga membuka nomor pengaduan pada Hotline Perlindungan WNI dengan nomor +62812-9007-0027, serta nomor telepon KJRI +90-531-453-0351dengan nama kontak saudara Dandy dan +90-531-983-1534 dengan nama kontak saudari Humaidah.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu mengatakan, salah satu ledakan terjadi di luar stadion, sementara pembom bunuh diri diduga menyerang di taman Macka yang lokasinya berdekatan.
Sebelumnya, dia mengatakan, bahwa indikasi awal menunjukkan bom mobil yang menarget sebuah bus polisi bertanggung jawab untuk salah satu ledakan. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab. IS, kelompok Kurdi dan kelompok kiri jauh telah melakukan serangan bom di Turki sebelumnya. Anggota NATO adalah bagian dari koalisi pimpinan AS untuk melawan ISIS di Suriah, dan memerangi pemberontakan oleh milisi Kurdi di tenggaranya.