Senin 12 Dec 2016 07:36 WIB

Gerakan Subuh Berjamaah 1212 Bukti Kepatuhan Umat pada Ulama

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Damanhuri Zuhri
Jamaah shalat Subuh memadati Masjid Jogokaryan, Kota Yogya, Senin (12/12).
Foto: Riyandi Rahman
Jamaah shalat Subuh memadati Masjid Jogokaryan, Kota Yogya, Senin (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gerakan Subuh Berjamaah yang diselenggarakan Senin (12/12) sukses dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setidaknya ada dua masjid utama yang digunakan untuk Gerakan Subuh Berjamaah 1212. Antara lain Masjid Jogokariyan Kota Yogyakarta dan Masjid Besar Al-hikmah Murangan Kabupaten Sleman.

Peserta Gerakan Subuh Berjamaah 1212 di Masjid Jogokariyan, Subhan Afifi (42) mengatakan, dirinya sengaja ikut shalat Subuh berjamaah kali ini dalam rangka memenuhi seruan para ulama. “Ini kan seruan para ulama dari aksi sebelumnya. Jadi kalau disuruh bergerak, ya saya bergerak,” katanya saat ditemui usai shalat Subuh.

Menurut Subhan, gerakan kali ini adalah bukti dari kecintaan umat terhadap ulama. Selain itu ia meyakini kepatuhan umat untuk ikut serta pada gerakan 411, 212, dan 1212 merupakan wujud dari kebangkitan kepemimpinan para ulama.

Di sisi lain, kata Subhan, shalat Subuh juga memiliki filosofi yang luar biasa dan berdampak positif. Pasalnya ketika seseorang melakukan hal-hal baik di pagi hari, ia pasti akan semangat melakukan kebaikan pada keseluruhan hari tersebut.

“Saya pikir gerakan ini akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi bangsa,” kata pria yang tinggal di Lempungsari Kabupaten Sleman itu. Bagi Subhan sendiri, shalat Subuh berjamaah sudah menjadi rutinitas sehari-hari.

Setelah Gerakan Subuh Berjamaah 1212, ia bertekad mengajak masyarakat di sekitar rumah untuk memakmurkan masjid. Salah satunya dengan shalat Subuh berjamaah. Menurut Subhan hal tersebut tidak begitu sulit dilakukan. Karena saat ini, kecintaan masyarakat terhadap Islam semakin terlihat.

“Sekarang kecintaan masyarakat untuk shalat berjamaah dan mengaji sudah mulai tumbuh,” katanya. Adapun yang harus dilakukan ke depannya adalah menjaga semangat umat untuk terus-menerus melaksanakan kebaikan.

Sementara itu, Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (Miumi) DIY, Ridwan Hamidi menuturkan, setidaknya ada tiga hal yang hendak dicapai dalam Gerakan Subuh Berjamaah 1212 ini. Pertama, ulama bisa semakin erat untuk bersinergi. Kedua, umat bisa semakin taat pada ulama. Ketiga, penegakan hukum pada kasus penistaan agama.

Namun demikian, gerakan 1212 memiliki tujuan yang lebih luhur. Umat didorong untuk menghidupkan kembali aktivitas-aktivitas keislaman, seperti taklim dan belajar Alquran. Maka itu, meski sebelumnya shalat berjamaah Subuh sudah dilaksanakan di masjid-masjid, Gerakan Subuh Berjamaah 1212 diharapkan mampu mendorong semangat umat agar istiqamah dalam melakukan kebaikan.

Di sisi lain, Ridwan juga melihat fenomena positif lainnya dalam aksi bela Islam. Menurut Ridwan, sekat-sekat keormasan antar umat Muslim mulai menghilang. “Dulu kan kita sering tersekat-sekat dengan persepsi Muhammadyah dan NU. Tapi pada Aksi Bela Islam, umat bisa bersatu tanpa melihat kamu dari jamaah mana dan kelompok mana,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement