Senin 12 Dec 2016 16:55 WIB

JIH Dapat Jadi Model RS Berbasis Syariah

Penulis buku The Celestial Management A Riawan Amin (kanan) menjadi nara sumber seminar nasioanl bertajuk
Foto: Dok TCM
Penulis buku The Celestial Management A Riawan Amin (kanan) menjadi nara sumber seminar nasioanl bertajuk "Pengelolaan Rumah Sakit Berbasis Syariah" d Jogjakarta, Sabtu (10/12/2016).

REPUBLIKA.CO.ID, JOGJAKARTA – Rumah Sakit (RS)   Jogja   International  Hospital (JIH) menggelar seminar nasional bertajuk “Pengelolaan Rumah Sakit  Berbasis Syariah”. Seminar yang diadakan di Auditorium RS JIH, Jogjakarta, Sabtu (10/12/2016) itu menampilkan penulis buku "The Celestial Management" dan pendiri Celestial Management Foundation Dr A Riawan Amin MSc.

Riawan Amin mengatakan, tidak mudah membangun branding Islamic organisation.  Sebaliknya tidak mudah pula membangun organisasi kompetitif   dari kaca mata rasional.

“Alhamdulillah JIH dapat menjadi model bagi rumah sakit-rumah sakit berbasis syariah dari seluruh Indonesia. Hal itu karena kesuksesan JIH  membangun universal Islamic values (nilai-nilai universal Islam) yang kompetitif secara rasional sekaligus nilai-nilai  Islami yang specifik bagi Islamic organisation,” ujar Riawan Amin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (10/12/2016).

Dalam kesempatan tersebut, Riawan menyampaikan konklusi sebagai berikut. Pertama, umat Islam  kurang menyadari  power-nya yang terserak karenanya Riawan yang juga chairman Aladin International Indonesia sedang menginisiasi sebuah Global Halal platform. Riawan juga mengutip pendiri Gerakan Beli Indonesia Happy Tranggono, yakni “Jual ke seluruh dunia, beli hanya local resources”.

Kedua, kata Riawan, perkembangan industri syariah di sektor riil tidak akan optimal jika industri keuangan syariahnya kurang berkembang. “Ketiga, sebagaimana manusia menjadi mulia dengan hidupnya ruh yang ditiupkan Allah ke dalam dirinya,  organisasi juga harus menghidupkan ruhnya untuk dapat bersaing,” papar Riawan Amin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement