REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak meminta warga tidak tinggal di kawasan rawan longsor guna menghindari korban jiwa bencana alam.
"Kami menyampaikan imbauan kepada aparat kecamatan,desa/kelurahan dan masyarakat agar tidak mendirikan tempat tinggal di lokasi rawan longsor," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Jumat (16/12.
Selama ini, masyarakat yang tinggal di kawasan longsor mencapai ribuan jiwa dan berpotensi terkena bencana alam. Mereka tinggal di lokasi perbukitan, pegunungan dan bantaran aliran sungai.
Sebab, belum lama ini longsoran di Desa Cikatomas Kecamatan Cilograng menewaskan dua penghuni rumah juga merusak dua unit mobil dan tiga sepeda motor.
Kedua penghuni rumah itu terdiri dari ayah dan anak bernama Muktar (55) dan Rita (15), sedangkan Mimin (50) isteri Muktar luka parah. "Saya kira letak rumah korban longsoran tanah itu berada di perbukitan dengan ketinggian 30 meter," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah beberapa tahun lalu juga melakukan relokasi kepada warga yang tinggal di daerah rawan longsor, seperti Kecamatan Muncang, Bojongmanik dan Cimarga. Relokasi yang dilakukan pemerintah daerah guna menghindari korban jiwa akibat bencana alam tersebut.
Saat ini, jumlah desa di Kabupaten Lebak yang masuk kategori rawan longsor tercatat 42 desa tersebar di Kecamatan Sobang, Muncang, Leuwidamar, Bayah, Cikulur, Cimarga, Cibeber, Cilograng, Cigemblong, Cirinten, Bojongmanik, Panggarangan, Cihara dan Cipanas.
Umumnya, kata Kaprawi, bencana longsoran tanah tersebut terjadi akibat hujan deras.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banten, selama sepekan ke depan curah hujan meningkat di wilayah Kabupaten Lebak. Hujan diperkirakan merata sepanjang hari dengan frekuensi sekitar 3--5 jam dan terjadi pagi, siang, sore, malam dan dinihari.
"Kami mengingatkan warga khususnya yang tinggal di daerah perbukitan dan pegunungan agar meningkatkan kewaspadaan longsor," ujarnya.
Koordinator Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lebak Enang Hidayat mengatakan bahwa pihaknya mempersiapkan tim untuk membantu warga yang tertimpa musibah, baik banjir maupun tanah longsor.
Saat ini jumlah anggota relawan Tagana tercatat 228 personel yang tersebar di 28 kecamatan. "Relawan Tagana Lebak selalu siap 24 jam dalam memberikan bantuan pertolongan kepada warga yang tertimpa musibah dan terus menjalin komunikasi aktif dengan unsur desa, muspika, hingga BPBD setempat," katanya.