Sabtu 17 Dec 2016 07:03 WIB

Presiden Duterte: Selamat Tinggal Amerika, Kami tak Butuh Uang Kalian

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kanan) bersama Wakil Presiden Leni Robredo berpose setelah parade militer di Camp Aguinaldodi Metro Manila, Filipina, 1 Juli 2016.
Foto: REUTERS/Erik De Castro
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kanan) bersama Wakil Presiden Leni Robredo berpose setelah parade militer di Camp Aguinaldodi Metro Manila, Filipina, 1 Juli 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan kepada Amerika Serikat untuk bersiap-siap menghadapi pencabutan kesepakatan penempatan pasukan dan perlengkapan latihan, dengan mengatakan "selamat tinggal Amerika", dan "kami tidak butuh uang kalian". 

Namun, Duterte mengindikasikan bahwa hubungan Filipina-AS bisa meningkat di bawah Presiden Donald Trump. "Saya suka mulut Anda (Trump, red), sama seperti (mulut) saya, ya, Bapak Presiden. Kita serupa, orang-orang yang memiliki kesamaan."

Soal pemerintahan AS saat ini, yang telah melancarkan kritik terhadap Duterte menyangkut laporan pembunuhan semenan-mena dalam perang yang dilancarkannya terhadap narkoba, Duterte mengatakan, "Kami tidak perlu kalian."

"Siap-siap tinggalkan Filipina. Siap-siap menghadapi pencabutan VFA nanti," katanya dalam jumpa pers setelah tiba di tanah air dari kunjungannya ke Kamboja dan Singapura, seperti dilansir Reuters, Jumat (16/12).

Visiting Forces Agreeement (VTA) yang ditandatangi pada 1998, merupakan status legal bagi ribuan personel pasukan Amerika Serikat yang telah dirotasi di Filipina untuk melakukan latihan militer serta operasi-operasi bantuan kemanusiaan. 

"Selamat tinggal Amerika dan siapkan pengaturan untuk kalian keluar dari Filipina," kata Duterte. 

Ia menambahkan bahwa keputusannya itu akan diterapkan "dalam waktu dekat" setelah meninjau ulang kesepakatan militer lainnya, yaitu Perjanjian Peningkatan Kerja Sama Pertahanan.  "Kami tidak perlu uang kalian. Cina sudah bilang mereka akan memberi banyak (uang)," ujarnya. "Politik di Asia Tenggara sini sedang berubah."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement