Jumat 23 Dec 2016 06:51 WIB

Aktivis Minta Sikapi Fatwa MUI dengan Arif

Atribut natal
Foto: Republika
Atribut natal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Muhammad Azrul Tanjung meminta semua pihak untuk menyikapi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai penggunaan atribut non Muslim dengan arif. Masyarakat juga diminta jangan paranoid.

"Sehingga menabrak ranah fundamental dengan membangun opini yang bertendensi menghilangkan jiwa keagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Azrul di Jakarta, Kamis (22/12).

Dia mengatakan salah satu tugas dan fungsi MUI adalah sebagai pembimbing dan pelayan umat. Oleh karena itu, keberadaan fatwa terkait larangan penggunaan atribut Natal bagi seorang Muslim, merupakan penerapan dari tugas dan fungsi tersebut.

"Di saat situasi dan kondisi seperti ini, justru fatwa MUI ini menjadi solusi yang arif. Saya mengapresiasi bukan hanya eksistensi fatwanya, tapi kecepatan lahirnya fatwa ini juga sangat tepat," ujarnya.

Sementara, bagi pihak yang tak menyukai fatwa larangan penggunaan atribut Natal sebaiknya sebelum berpendapat atau mengeluarkan pernyataan, lebih dulu melakukan kajian mendalam. Terutama kondisi sosiopsikologi kebangsaan dan suasana batin umat Islam sekarang.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa Nomor 56 tahun 2016 tentang Hukum Menggunakan Atribut Keagamaan non-Muslim khusus bagi umat Islam. MUI meyakini umat Islam yang mengenakan atribut agama lain bertentangan dengan keyakinan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement