REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Mahasiswa internasional Ting Miao, yang berasal dari China, berbagi kisahnya mengenai bagaimana seorang teman yang dikenalnya di Melbourne mengajarinya untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggrisnnya.
Ting mengikutkan tulisannya ini sebagai bagian dari kompetisi 'My Melbourne' – sebuah kompetisi yang diselenggarakan selama berlangsungnya Melbourne Writers Festival yang meminta mahasiswa internasional menuliskan kisah mengenai pengalaman mereka tinggal di kota yang paling nyaman untuk dihuni di dunia.
Sewaktu saya mengetahui kalau Bahasa Inggris saya sudah meningkat, saya sangat senang dan histeris. Ironis sekali, karena sekitar satu tahun lalu, beberapa orang teman saya merasa sangat sulit mendengarkan percakapan saya dalam Bahasa Inggris.
Pernah seorang teman menyarankan agar kamu membaca novel Bahasa Inggris bersama-sama. Dia menambahkan kalau dia yang harus membaca novel itu dengan suara keras sementara saya diam saja.
Pada Oktober 2015, saya bertemu seorang penggemar musik klasik, John, seusai sebuah konser di Kota Melbourne, dia mengundang saya ke apartemennya setelah Natal. Saya masih ingat setelah hujan besar, teman saya dan saya mengetuk pintu dengan gugup dan menduga-duga misteri apa yang menanti saya dibalik pintu. John, tak ubahnya seperti pertapa, dia membuka pintu dengan tenang dan senyuman lebar di wajahnya.
Ruang tamunya dipenuhi dengan album dan buku-buku, sederhana tetapi penuh dengan kebijaksanaan. Dia menawarkan kami secangkir teh dan kami kemudian berbincang-bincang mengenai filsafat dan musik klasik, dua hal yang saya tidak begitu kenal. Dia mengirim kami cakram rekaman music klasik favoritnya. Beruntung kami sempat memilihkan sebotol anggur hitam yang menjadi kesukaannya sebagai balasan. Kami mendengarkan cakram tersebut, menikmati ketenangan dan kedamaian musik yang dihadirkan musik klasik kepada kami. Dia mengusai berbagai genre filsafat. Anehnya, ia bahkan belajar filsafat Cina - Analects Konfusius. Dia sedang menulis bukunya mengenai filsafat.
Saya sangat bersyukur bahwa selama kunjungan itu, dia menunjukkan kepada saya mengenai masalah yang saya hadapi terkait kemampuan Bahasa Inggris saya, bahwa saya menaruh beberapa suku kata tambahan di bagian tengah atau akhir kata, dan keliru menekankan sebuah kata atau kalimat.
Secara bertahap saya mampu mengatasi masalah itu dan menguasai kemampuan baru dengan berpartisipasi dengan menjadi pembawa acara dari pertemuan dan kelasa Bahasa Inggris.
Teman saya pernah berkata kepada saya bahwa mungkin jika ia sudah tua nanti, dia akan hidup seperti John. Saya mengolok-oloknya kalau dia mungkin sedang berilusi saja.
Saya tidak tahu mengapa saya tidak ingin mengucapkan selamat tinggal dengan kota ini. Mungkin ada terlalu banyak kenangan di Melbourne. Mungkin itu karena multikulturalisme, suasana yang santai dan seni yang hidup. Mungkin itu juga karena flat saya yang berwarna putih, kebun, hewan peliharaan serta anggur Penfolds. Mungkin itulah alasan mengapa ada begitu banyak keindahan di sekitar kota Melbourne.
Sebenarnya kota ini telah mengajarkan banyak hal kepada saya. Jujur, saya telah berkelana tak tentu arah untuk waktu yang lama.
Mungkin sudah saatnya untuk memulai hidup baru dengan lebih percaya diri. Karena waktu yang terbatas. Saya cinta Melbourne, dan tengah menikmati saat-saat saya berada di kota ini.
Ting Miao adalah mahasiswa internasional dari China yang tengah menimba ilmu di Melbourne. Dia merupakan finalis dalam kategori Bahasa Inggris di Kompetisi 'My Melbourne' yang diselenggarakan dalam event Melbourne Writers Festival's.