REPUBLIKA.CO.ID, BINJAI -- Panti Rehabilitasi Narkoba dan Pembinaan Mental Spiritual Yayasan Kasih Anugerah Bangsa di Binjai, Sumatra Utara digerebek, Rabu (28/12). Panti tersebut diduga telah memperlakukan pasiennya dengan tidak manusiawi.
Panti yang berada di Jalan Letjend Jamin Ginting, Gang Bersama, Binjai Selatan ini digerebek oleh tim gabungan Kodim 0203/Langkat, Polres Binjai, BNNP Sumut, BNNK Binjai, dan Satpol PP. Sejumlah anggota DPRD kota Binjai pun ikut turun ke lokasi.
Sesaat setelah tiba di panti rehabilitasi tersebut, tim gabungan langsung memeriksa setiap kamar yang ditempati para pasien. Teriakan pun langsung terdengar memenuhi ruangan panti yang dihuni 140 pasien narkoba dan depresi ini. Kaki mereka tampak dipasang dengan rantai besi dan digembok.
"Keluarkan kami, pak, tolong kami. Kami sudah dianggap seperti binatang di tempat ini. Kami ini manusia, bukan binatang," teriak para pasien di sel panti tersebut.
Sementara itu, pemilik Yayasan Kasih Anugerah Bangsa, Sempurna Tarigan tampak tidak terima dengan penggerebekan panti rehabilitasi miliknya. Dia meminta petugas agar tidak membawa seluruh pasiennya. Sempurna pun mengklaim telah memiliki izin untuk yayasan miliknya tersebut.
"Kami tidak mengizinkan pasien kami untuk dibawa, lakukan assesment di tempat ini saja, saya di sini mau bekerja," kata Sempurna.
Sempurna pun menyebut, tindakan yang dilakukan oleh tim gabungan tersebut telah menghambat program pemerintah. "Saya di sini membantu program pemerintah, kalian telah menghambat pemerintah. Bantu saya untuk mewujudkan semua ini," ujar dia.
Di tempat yang sama, Kapolres Binjai AKBP M Rendra Salipu tampak berusaha menenangkan Sempurna. Dia pun menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh tim gabungan tersebut.
"Kami di sini bersama dinas terkait ingin melihat izin dari yayasan ini. Kalau memang sudah di penuhi semua perizinannya, ya bagus," kata Rendra.
Digerebeknya Yayasan Kasih Anugerah Bangsa ini karena diduga telah menyalahi aturan. Selain itu, beberapa waktu lalu, ada salah seorang pasien yang kabur karena tidak tahan dan mengadu kepada warga sekitar.