REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang satu bulan terakhir kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, calon Gubernur DKI Jakarta pejawat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memilih akan lebih sering blusukan. Berbeda dengan pasangan calon lain yang mendatangi wilayah basisnya, Ahok justru akan mendatangi wilayah yang tidak mendukungnya.
"Kami akan mengunjungi tempat yang bukan basis. Kami ingin sebetulnya ini jadi feed back, banyak masyarakat ingin tempatnya didatangi," kata Sekretaris Tim Pemenangan Basuki-Djarot (Badja), Ace Hasan Syadzily di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/1).
Ahok, kata Ace, akan datang ke lokasi yang dianggap memiliki banyak keluhan seperti banjir atau kurangnya fasilitas umum atau fasilitas sosial. "Pasti daerah yang seperti itu masyarakatnya tak puas dengan kinerja Pak Ahok. Dengan datangnya Pak Ahok bisa tahu apa akar permasalahannya dan kami cari solusi," kata Ace.
Ace beserta tim pemenangan lainnya juga tak mau terlalu menanggapi penghadangan yang kerap terjadi saat blusukan. Dia mengatakan blusakan yang dilakukan Ahok bukan dalam rangka kampanye melainkan karena permintaan warga untuk meninjau lokasi.
"Pak Ahok datang ke sana bukan kampanye, hanya mengecek titik yang menurut laporan warga sering banjir. Kalau mau foto atau salaman masa ditolak. Jadi ya menurut saya harus objektiflah," ujar Ace.
Pada Senin (2/1) kemarin Ahok kembali mendapat penghadangan dari sekelompok pemuda saat blusukan di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Pada Jumat (30/12) lalu Ahok juga dihadang warga Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Warga tersebut tidak terima karena Ahok datang ke wilayahnya tanpa surat izin ke RT dan RW.