Kamis 05 Jan 2017 13:46 WIB

Fadli Zon Pastikan DPR Dukung Langkah Mabes TNI

Rep: Ali Mansur/ Red: Angga Indrawan
Fadli Zon
Foto: MgROL29
Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fadli Zon mendukung keputusan Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengakhiri hubungan kerja sama militer dengan Australian Defence Force. Namun Fadli Zon menyatakan, pihaknya melalui Komisi I DPR RI bakal meminta keterangan secara resmi kepada TNI soal penangguhan kerja sama militer dengan Australia tersebut. 

Kendati demikian, Fadli Zon  percaya, bahwa TNI telah melalui pertimbangan yang matang dalam mengambil kebijakan penangguhan kerjasama dengan Australia ini. Disebutnya DPR RI mendukung sikap pemerintah untuk mengedepankan kepentingan nasional dalam hal ini. “Tentu saja kami mendukung keputusan TNI tersebut. Karena mereka sudah mempertimbangkan,” jelas Politikus Partai Gerindra, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (5/1).

Kemudian Fadli merespons terkait ditemukannya materi pelatihan militer Australia di pangkalan militer di Perth, yang bermuatan negatif tentang TNI serta adanya unsur penghinaan terhadap Pancasila. Apabila itu terbukti benar, maka harus ada pernyataan resmi pemerintah Indonesia untuk meminta keterangan dan penjelasan kepada pemerintah Australia. Sebab hal ini, telah menyangkut ideologi dasar negara. 

“Penting dilakukan pemerintah Indonesia, agar terbangun mutual trust dalam hubungan kerja sama Indonesia-Australia. Sebab hubungan bilateral yang baik, tak hanya didasarkan unsur saling menguntungkan, tapi juga kesetaraan dan saling  percaya,” tambahnya.

Fadli Zon juga berharap kerja sama militer Indonesia dan Australia dapat kembali berjalan baik. Hubungan kerja sama kedua negara memang strategis dan harus stabil. Sebab, dengan letak geografis berdekatan, kedua negara sama-sama memiliki tantangan keamanan yang tak mudah dan butuh kerja sama kuat.  Seperti melawan terorisme, human trafficking, keamanan maritim, dan ancaman keamanan kawasan lainnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement